Perebutan Lalibela disampaikan oleh penduduk setempat kepada kantor berita AFP pada hari Minggu kemarin, atau 11 hari setelah pasukan Ethiopia mengatakan, mereka telah mengambil alih kembali kota tersebut.
Dilansir dari France 24, Senin, 13 Desember 2021, pengumuman itu menandai perubahan dramatis lainnya dalam konflik 13 bulan di Ethiopia, yang telah menewaskan ribuan orang. Konflik tersebut juga telah memicu krisis kemanusiaan yang mendalam di utara Ethiopia, negara berpenduduk terbesar kedua di benua Afrika.
Seorang warga Lalibela yang dihubungi melalui telepon mengatakan pada Minggu sore, bahwa pejuang kelompok Tigray "berada di pusat kota."
“Ya, mereka kembali. Mereka sudah di sini," kata warga lainnya. "Sebagian besar warga ketakutan. Beberapa melarikan diri," sambungnya. Para pemberontak Tigray terlihat datang dari timur ke arah Woldiya.
Baca: Sudan Tuduh Ethiopia Bunuh Sejumlah Prajurit di Perbatasan
Pimpinan kelompok pemberontak Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) mengatakan, mereka telah meluncurkan "serangan balasan komprehensif" ke berbagai lokasi, termasuk di sepanjang jalan yang menghubungkan Gashena dan Lalibela.
"Pasukan kami pertama-tama bertahan, namun kemudian melakukan serangan balasan terhadap kekuatan besar yang menyerang di front Gashena dan sekitarnya, serta berhasil mencapai kemenangan yang gemilang dan mencengangkan," sebut pimpinan TPLF tersebut
TPLF menambahkan bahwa pada Minggu malam, "setelah menghancurkan dan membubarkan pasukan musuh di dalam dan sekitar Gashena," mereka telah "merebut Gashena dan (daerah) sekitarnya, beserta bandara dan kota Lalibela."
Pemerintah Ethiopia belum merespons permintaan komentar dari AFP terkait perebutan Lalibela. Lalibela, berlokasi sekitar 645 kilometer (400 mil) dari utara Addis Ababa, merupakan rumah bagi 11 gereja gua monolitik abad pertengahan yang dipahat di batu merah, dan merupakan situs ziarah utama bagi orang Kristen Ethiopia.
Komunikasi telah terputus di Lalibela, dan akses bagi jurnalis dibatasi sehingga sulit untuk memverifikasi klaim tersebut.
Namun, Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed mengatakan dalam sebuah tulisan di Twitter pada Sabtu malam, bahwa ia telah "menuju ke garis terdepan lagi" untuk memerangi TPLF.
Ia juga mengatakan pasukan di bawah kepemimpinannya telah merebut beberapa lokasi strategis di Afar dan Amhara, termasuk kota Arjo, Fokisa, serta Boren. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News