"Kami sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan di Tepi Barat dalam beberapa bulan terakhir," kata Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Vedant Patel, dikutip dari Anadolu Agency, Jumat, 23 Juni 2023.
"Ada laporan yang meresahkan tentang kekerasan pemukim ekstremis terhadap warga sipil Palestina, termasuk kematian seorang anak Palestina dan korban cedera lainnya," imbuhnya.
Ia meminta pemerintah bertanggung jawab dengan memberikan hukuman pada pemukim yang melanggar.
"Kami berharap pemerintah Israel memastikan pertanggungjawaban penuh dan tuntutan hukum bagi mereka yang bertanggung jawab atas serangan ini, selain kompensasi atas hilangnya rumah dan harta benda," ujar dia.
AS mengkritisi keputusan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang melanjutkan pembangunan 1.000 rumah permukiman baru di Eli, Tepi Barat.
"Kami sudah bersikap sangat jelas tentang hal ini. Tindakan sepihak seperti ini, pembangunan permukiman, hanya akan memicu ketegangan dan dan merusak prospek solusi dua negara," kata Patel.
Patel menegaskan, AS akan berupaya membantu memulihkan ketenangan.
Baca juga: Sekjen PBB Desak Israel Hentikan 'Permukiman Ilegal' di Palestina
Ia menambahkan, Asisten Menteri Luar Negeri urusan Timur Tengah, Barbara Leaf melakukan kunjungan ke kawasan itu untuk bertemu dengan para pemimpin Israel dan Palestina.
Di Yerusalem, Leaf bakal bertemu dengan pemimpin politik dan militer senior Israel. Ia akan membahas bidang-bidang yang menjadi kepentingan bersama, termasuk memperluas dan memperdalam integrasi Israel ke Timur Tengah.
Kesempatan itu juga akan dimanfaatkan untuk membatasi perilaku Iran yang dianggap mengganggu stabilitas.
Sementara di Ramallah, Leaf akan menemui para pemimpin senior Palestina guna membahas isu-isu prioritas, termasuk upaya AS untuk mendukung rakyat Palestina.
Patel mengutuk serangan terhadap pemukim Israel oleh dua pria bersenjata Palestina di dekat permukiman ilegal di Tepi Barat pada Selasa lalu. Ia menegaskan, "tidak ada pembenaran untuk terorisme".
Saat ini, sebanyak empat pemukim Israel tewas dalam penembakan, yang terjadi sehari setelah serangan mematikan yang dilakukan oleh pasukan Israel.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres juga meminta Israel untuk segera "menghentikan semua kegiatan pemukiman" di wilayah Palestina yang diduduki.
Guterres menggambarkan rencana Israel untuk memajukan pembangunan permukiman Israel sebagai pendorong "ketegangan dan kekerasan" dan menjadi penghalang utama bagi perdamaian abadi.
Komentar Guterres muncul setelah lima warga Palestina tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia 15 tahun, dan lebih dari 90 lainnya terluka dalam bentrokan paling sengit dalam beberapa tahun terakhir di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat sejak Senin lalu.
"Sekretaris Jenderal menegaskan kembali bahwa permukiman (ilegal) merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional," kata Farhan Haq, Wakil Juru Bicara Sekjen PBB, dalam sebuah pernyataan pada Senin.
"Perluasan permukiman ilegal ini merupakan pendorong ketegangan dan kekerasan yang signifikan serta memperdalam kebutuhan kemanusiaan," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News