Kerusakan akibat gempa bumi di sebuah desa di Ighli, Maroko, 11 September 2023. (FADEL SENNA / AFP)
Kerusakan akibat gempa bumi di sebuah desa di Ighli, Maroko, 11 September 2023. (FADEL SENNA / AFP)

Pencarian Korban Gempa Maroko Berlanjut, Angka Kematian Lewati 2.800

Willy Haryono • 12 September 2023 07:25
Marrakesh: Militer Maroko dan tim penyelamat dari berbagai negara berjuang mencapai desa-desa terpencil terdampak gempa bumi dahsyat yang telah merobohkan banyak bangunan dan menewaskan lebih dari 2.800 orang per hari Senin, 11 September 2023. Angka tersebut kemungkinan akan bertambah seiring memudarnya harapan menemukan penyintas.
 
Tim penyelamat dari Spanyol, Inggris, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA) telah bergabung dalam operasi bantuan di Maroko. Sejumlah tim yang terdiri dari 3.500 penyelamat siap dikerahkan ketika diminta, kata Rescuers Without Borders.
 
Sekelompok kecil tim ahli dari Amerika Serikat telah tiba di Maroko Minggu malam. Saat ini, masih banyak tim penyelamat lain yang masih menunggu persetujuan resmi dari Maroko.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah berbicara dengan Menlu Maroko Nasser Bourita pada hari Minggu. Ia menyampaikan belasungkawa dan menawarkan dukungan AS terhadap Maroko dalam respons kemanusiaan di area terdampak gempa bumi.
 
Provinsi Al Haouz di Pegunungan High Atlas terkena dampak paling parah gempa. Sejak terjadinya gempa, warga terlihat menelusuri puing-puing bangunan untuk mencari orang-orang yang mereka cintai.
 
Warga di Amizmiz, sekitar 56 kilometer dari barat daya Marrakesh, bersorak ketika truk-truk bermuatan tentara memasuki kota pada hari Minggu.
 
"Ini adalah sebuah bencana," kata salah seorang penyintas, Salah Ancheu, yang mendesak pemerintah untuk mengirimkan lebih banyak bantuan. "Kami tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan," sambungnya, seperti dilansir dari usatoday.com.

Bantuan Asing

Kementerian Dalam Negeri Maroko mengatakan 2.862 orang dipastikan tewas, dengan 1.604 di antaranya berada di provinsi Al Haouz. Lebih dari separuh total 160 penduduk di Tafeghaghte, sebuah desa di barat daya Marrakesh, diyakini tewas dalam gempa.
 
Menteri Urusan Eropa Prancis Catherine Colonna membantah klaim yang menyebutkan bahwa Maroko menolak bantuan dari Paris. Ia mengatakan kepada BFMTV bahwa Presiden Emmanuel Macron telah melakukan kontak dengan Raja Mohammed, dan bahwa Prancis menyalurkan bantuan lebih dari USD5 juta melalui organisasi non-pemerintah di Maroko.
 
Aljazair, tetangga Maroko yang jauh lebih besar di selatan dan timur serta saingan regionalnya, berencana menangguhkan larangan yang sudah berlaku selama 2 tahun terhadap penerbangan Maroko dan mengizinkan pengiriman bantuan serta evakuasi medis, lapor AfricaNews.
 
Lebih dari 6.000 orang mendonorkan darahnya pada hari Minggu di pusat transfusi regional di Marrakesh. Mahasiswa bernama Youssef Qornafa termasuk di antara mereka yang mengaku, "sangat terharu menyaksikan komitmen warga kami, dan bahkan orang asing yang tidak memiliki hubungan langsung dengan bencana telah bergabung dengan kami. Ini adalah hal yang indah."
 
Baca juga:  Korban Selamat Gempa di Desa Terpencil Maroko Cari Bantuan Darurat
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan