Seorang korban selamat duduk di puing-puing rumahnya di lokasi terdampak gempa di Moulay Brahim, Maroko, 10 September 2023. (Philippe LOPEZ / AFP)
Seorang korban selamat duduk di puing-puing rumahnya di lokasi terdampak gempa di Moulay Brahim, Maroko, 10 September 2023. (Philippe LOPEZ / AFP)

Korban Selamat Gempa di Desa Terpencil Maroko Cari Bantuan Darurat

Willy Haryono • 11 September 2023 10:54
Marrakesh: Korban selamat dari gempa bumi paling mematikan di Maroko dalam lebih dari enam dekade terakhir berjuang untuk mendapatkan makanan, air dan tempat berlindung pada hari Minggu, 10 September 2023. Perjuangan dilakukan di saat pencarian orang hilang terus berlanjut di desa-desa terpencil di Maroko.
 
Gempa bumi magnitudo 6,8 yang melanda Maroko pada Jumat pekan lalu telah menewaskan lebih dari 2.100 orang, dan angkanya diyakini akan terus bertambah.
 
Mengutip dari laman Middle East Eye, banyak warga terdampak gempa Maroko menghabiskan malam ketiga di area terbuka. Mereka khawatir gempa susulan akan terjadi dan merobohkan tempat berlindung.

Di desa-desa terpencil di pegunungan High Atlas dekat episentrum gempa, banyak korban selamat menanti datangnya bantuan darurat. Namun area pegunungan tersebut sulit dijangkau via jalur darat karena rusaknya sejumlah jembatan. Militer Maroko pun mengerahkan helikopter untuk menjangkaunya.
 
Menurut laporan televisi pemerintah Maroko, jumlah korban tewas gempa telah bertambah menjadi 2.122 orang dengan 2.421 lainnya terluka.
 
Pada Minggu malam, Raja Maroko Mohammed VI mengucapkan terima kasih kepada Spanyol, Qatar, Inggris, dan Uni Emirat Arab (UEA) karena telah mengirimkan bantuan, laor televisi pemerintah dalam sebuah unggahan di X, media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
 
Kerusakan yang terjadi terhadap warisan budaya Maroko menjadi lebih jelas ketika media lokal melaporkan runtuhnya sebuah masjid bersejarah yang penting pada abad ke-12. Gempa tersebut juga merusak sebagian kota tua Marrakesh, yang merupakan situs Warisan Dunia Unesco.
 
Baca juga:  Raja Maroko Berterima Kasih atas Bantuan Internasional untuk Korban Gempa

'Kami kehilangan segalanya'

Di Moulay Brahim, sebuah desa berlokasi sekitar 40 kilometer di selatan Marrakesh, warga menggambarkan bagaimana mereka mengevakuasi jenazah korban dari reruntuhan bangunan dengan tangan kosong.
 
Di lereng bukit yang menghadap ke desa, warga menguburkan seorang perempuan berusia 45 tahun yang meninggal bersama putranya yang berusia 18 tahun. Seorang perempuan terlihat menangis tersedu-sedu saat jenazah dikebumikan.
 
Saat ia mengambil barang-barang dari rumahnya yang rusak, Hussein Adnaie mengaku yakin masih ada orang-orang yang terkubur di reruntuhan di dekatnya.
 
"Mereka tidak mendapatkan pertolongan yang diperlukan sehingga mereka meninggal. Saya menyelamatkan anak-anak saya, dan saya berusaha mendapatkan perlindungan untuk mereka dan pakaian apa pun yang bisa mereka pakai dari rumah," kata Adnaie.
 
Yassin Noumghar, 36, mengeluhkan kekurangan air, makanan dan listrik, dan mengatakan sejauh ini dirinya hanya menerima sedikit bantuan dari pemerintah.
 
"Kami kehilangan segalanya, kami kehilangan seluruh rumah," kata Noumghar. "Kami hanya ingin pemerintah membantu kami," ungkapnya.
 
Selang beberapa waktu, karung-karung makanan diturunkan dari sebuah truk di Moulay Brahim, yang menurut pejabat setempat Mouhamad al-Hayyan telah diorganisir oleh pemerintah dan organisasi masyarakat sipil. Sebanyak 25 jenazah telah dibawa ke klinik kecil di desa tersebut.
 
Dengan banyaknya rumah yang dibangun dari batu bata lumpur dan kayu atau semen dan balok angin, struktur bangunan di Moulay Brahim mudah runtuh. Ini adalah gempa bumi paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960, ketika gempa kala itu diperkirakan menewaskan setidaknya 12.000 orang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan