Ever Given yang menghentikan sepenuhnya pelayaran di Terusan Suez telah memicu kerugian material masif dengan nilai belasan hingga puluhan juta dolar per hari.
"Kapal itu akan tetap berada di sini hingga investigasi selesai dan dana kompensasi dibayarkan," kata Rabie dalam sebuah wawancara di televisi, dilansir dari laman Yeni Safak pada Senin, 12 April 2021.
"Kami berharap kesepakatan dapat segera tercapai. Begitu mereka sepakat membayar kompensasi, maka kapal akan diizinkan pergi," sambungnya.
Pada 25 Maret, kapal Ever Given sepanjang 400 meter, milik perusahaan asal Jepang Shoei Kisen KK, berlayar dari Tiongkok menuju Belanda dengan membawa ribuan kontainer dengan bobot hampir 220 ribu ton. Diduga karena tertiup angin kencang, Ever Given terdorong dan tersangkut di area dangkal Terusan Suez.
Otoritas Mesir berhasil mengapungkan kembali Ever Given lewat upaya gabungan sejumlah kapal tongkang dan pengeruk. Saat ini, Ever Given masih berada di area Great Bitter Lake di Mesir.
Rabie mengestimasi bahwa kerugian yang diakibatkan insiden Ever Given berkisar USD1 miliar. Ia mengatakan, sebagian uang ini nantinya akan dibayarkan kepada beberapa kapal yang sempat tidak bisa masuk Terusan Suez karena terhalang Ever Given.
Menurut Rabie, "kesalahan teknis" bisa saja berperan dalam insiden tersebut karena Ever Given tidak bergerak sesuai arahan kapten. Ia menekankan bahwa saat ini Terusan Suez dijaga ketat pasukan Mesir dan sudah aman untuk dilewati.
Baca: Ever Given: Krisis Tak Biasa di Terusan Suez
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News