Ledakan dahsyat dari gudang bahan kimia pada Selasa 4 Agustus itu juga melukai lebih dari 4.000 orang, termasuk delapan warga Filipina. Pihak Kedubes mengatakan satu warga Filipina berada dalam kondisi kritis, namun relatif stabil.
"Dua dari delapan korban luka adalah bagian dari grup beranggotakan 13 warga Filipina yang kapalnya berlabuh sekitar 400 meter dari zona ledakan," ujar Kedubes Filipina, dikutip dari laman CNN.
"Sementara 11 warga Filipina lainnya berasal dari sebuah grup yang dinyatakan hilang," sambungnya.
Kedubes Filipina terus berkoordinasi dengan otoritas lokal untuk menemukan warga mereka yang hingga kini masih dinyatakan hilang.
"Filipina mengungkapkan simpati dan belasungkawa mendalam kepada Pemerintah dan masyarakat Lebanon, terutama mereka yang terdampak peristiwa tragis ini," sebut keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Filipina.
Baca: Satu Warga Australia Tewas dalam Ledakan di Lebanon
Simpati dan belasungkawa mendalam juga telah disampaikan Pemerintah Indonesia. Melalui laman Kemenlu RI, disebutkan bahwa "Rakyat Indonesia senantiasa bersama rakyat Lebanon dalam menghadapi situasi sulit dan kesedihan ini."
Sejauh ini, terdapat satu warga negara Indonesia berinisial NNE yang mengalami luka ringan akibat terkena imbas ledakan Beirut. Ia telah mendapat perawatan serta sudah kembali ke tempat tinggalnya dengan selamat.
Berdasarkan catatan KBRI Beirut, terdapat 1.447 WNI yang tinggal menetap di Lebanon. Sebanyak 1.234 dari mereka merupakan Kontingen Garuda yang tergabung dalam Misi Perdamaian PBB untuk Lebanon (UNIFIL), sedangkan 213 lainnya merupakan WNI sipil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News