Menurut laporan saluran televisi Al-Manar, ketua Hizbullah Hassan Nasrallah dan pemimpin Hamas Ismail Haniya menekankan "stabilitas" dari "poros perlawanan" terhadap Israel.
"Kedua pemimpin mendiskusikan perkembangan politik dan militer di Palestina, Lebanon, dan kawasan," sebut laporan Al-Manar, seperti dilansir oleh Al Jazeera, Senin 7 September 2020.
"Mereka juga mendiskusikan beragam bahaya serta ancaman terhadap isu Palestina, termasuk rencana beberapa negara Arab untuk menormalisasi hubungan dengan Israel," sambungnya.
Meski UEA mengaku menormalisasi hubungan dengan Israel untuk mendorong aliansi terhadap Iran, Palestina mengecam langkah tersebut sebagai "penusukan dari belakang." Palestina mengatakan, normalisasi tidak mengubah status pendudukan Israel terhadap Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa negaranya sedang berdiskusi dengan beberapa negara Arab dan pemimpin Muslim mengenai rencana normalisasi hubungan.
UEA adalah negara Arab ketiga yang menormalisasi hubungan dengan Israel setelah Mesir dan Yordania.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menegaskan bahwa Riyadh tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel sebelum adanya status kenegaraan Palestina. Pernyataan disampaikan Raja Salman dalam sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News