Pengumuman pada Sabtu kemarin disampaikan sekitar sepekan usai gunung Nyiragongo meletus dan memicu evakuasi ribuan warga kota Goma. Erupsi Nyiragongo juga telah menewaskan puluhan orang.
Masyarakat Goma sempat khawatir usai mendengar kabar meletusnya gunung Nyamulagira, yang ternyata tidak benar-benar terjadi.
"Sebuah pesawat baru saja terbang di wilayah pinggiran gunung berapi (Nyamulagira). Tidak ada erupsi di sana," kata Kementerian Komunikasi dan Media RD Kongo via Twitter, yang dilengkapi dengan tagar #falsealarm.
"Di sana hanya ada aktivitas karbonisasi yang intens, dan asapnya salah dikira sebagai aktivitas vulkanik," lanjut pihak kementerian, dikutip dari laman Xinhua pada Minggu, 30 Mei 2021.
Sebelumnya melalui Twitter, pihak kementerian mengumumkan adanya erupsi vulkanik di sisi utara Nyamulagira. Tulisan itu kini sudah dihapus.
Baca: Gunung Berapi Kedua Meletus di RD Kongo
Goma, ibu kota dari provinsi Kivu Utara, adalah rumah bagi dua gunung berapi aktif -- Nyamulagira dan Nyiragongo. Menurut data Pemerintah RD Kongo, erupsi Nyiragongo pada 22 Mei lalu telah menewaskan setidaknya 32 orang.
Kekhawatiran akan terjadinya erupsi susulan Nyiragongo membuat banyak warga Goma takut pulang ke rumah masing-masing. Sebagian besar dari mereka masih mengungsi di beberapa tempat, termasuk di negara tetangga RD Kongo, Rwanda.
Menurut laporan media lokal, guncangan seismik masih terasa di beberapa area Goma hingga saat ini. Namun situasi sudah jauh lebih tenang dibanding 22 Mei, dan beberapa keluarga sudah berani pulang ke rumah mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News