Ramaphosa mengatakan ia telah berbicara dengan Putin dan Zelensky melalui telepon selama akhir pekan kemarin, dan keduanya setuju untuk menjadi tuan rumah "misi perdamaian pemimpin Afrika." Pertemuan akan digelar terpisah di Moskow dan Kyiv.
"Prinsip diskusi kami adalah upaya menemukan resolusi damai atas konflik yang menghancurkan di Ukraina," kata Ramaphosa, dikutip dari laman lbc.co.uk, Rabu, 17 Mei 2023.
Para pemimpin Zambia, Senegal, Republik Kongo, Uganda dan Mesir akan menjadi delegasi bersama dengan Ramaphosa, dan Putin serta Zelensky sudah memberinya lampu hijau untuk "memulai persiapan."
Empat negara Afrika - Afrika Selatan, Republik Kongo, Senegal dan Uganda - abstain dari pemungutan suara PBB tahun lalu yang mengutuk invasi Rusia. Zambia dan Mesir memberikan suara mendukung mosi tersebut.
Ramaphosa tidak memberikan kerangka waktu atau menguraikan parameter apa pun untuk kemungkinan pembicaraan damai. Zelensky sebelumnya mengatakan ia tidak akan mempertimbangkan kesepakatan damai untuk mengakhiri perang 15 bulan, sampai pasukan Rusia mundur dari wilayah Ukraina.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres juga diberi pengarahan tentang rencana pertemuan delegasi Afrika, ia "menyambut baik inisiatif tersebut," klaim Ramaphosa.
Tidak ada reaksi langsung dari Kremlin atau Kyiv mengenai pernyataan Ramaphosa. Transkrip dari percakapan telepon antara Putin dan Ramaphosa pada Jumat lalu mengatakan bahwa Moskow mendukung "gagasan Cyril Ramaphosa tentang sekelompok pemimpin Afrika yang berpartisipasi dalam diskusi tentang prospek penyelesaian konflik Ukraina."
Posisi terdepan Afrika Selatan dalam delegasi Afrika dipastikan menarik perhatian banyak pihak. Pengumuman Ramaphosa disampaikan beberapa hari setelah Duta Besar Amerika Serikat menuduh Afrika Selatan memihak Rusia dalam perang di Ukraina, dan bahkan menyediakan senjata untuk membantu Moskow.
Pekan lalu, Dubes AS Reuben Brigety mengatakan bahwa senjata dan amunisi telah dimuat ke kapal kargo berbendera Rusia di pangkalan angkatan laut Afrika Selatan pada bulan Desember. Ia mengatakan kapal kargo itu bertolak menuju Rusia.
Merespons Brigety, Pemerintah Afrika Selatan membantah keras telah mengirim senjata ke Rusia. Ramaphosa mengatakan, tuduhan dari dubes AS ini sedang diselidiki.
Baca juga: Dituduh Pasok Senjata, Afsel Tegaskan Tetap Netral dalam Perang Rusia-Ukraina
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News