Jajaran petinggi militer Burkina Faso tiba di Ouagadougou untuk menghadiri pemakaman sejumlah prajurit pada 8 Oktober 2022. (Olympia DE MAISMONT / AFP)
Jajaran petinggi militer Burkina Faso tiba di Ouagadougou untuk menghadiri pemakaman sejumlah prajurit pada 8 Oktober 2022. (Olympia DE MAISMONT / AFP)

Militer Burkina Faso Selamatkan 62 Perempuan dan 4 Bayi yang Diculik Ekstremis

Marcheilla Ariesta • 21 Januari 2023 15:04
Ouagadougou: Militer Burkina Faso berhasil menyelamatkan 62 perempuan dan empat bayi yang diculik ekstremis pekan lalu di wilayah utara negara tersebut. Kabar gembira ini disampaikan lewat saluran televisi pemerintah dan sumber keamanan Burkina Faso.
 
Berita penyelamatan muncul hanya beberapa jam setelah sumber-sumber keamanan Burkina Faso melaporkan terjadinya serangkaian serangan ekstremis pada Kamis lalu. Serangan itu menewaskan sekitar 30 orang di negara Afrika Barat tersebut.
 
Sejak 2015, Burkina Faso telah memerangi pemberontakan ekstremis yang intensitasnya semakin tinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Penculikan perempuan dan bayi di Burkina Faso pekan lalu memicu kecaman dan peringatan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sementara militer Burkina Faso memperingatkan potensi terjadinya peningkatan serangan militan terhadap warga sipil.
 
Dalam buletin berita malam utamanya, saluran RTB Burkina Faso, menunjukkan gambar puluhan perempuan yang dibebaskan dan dibawa ke ibu kota Ouagadougou pada Jumat kemarin.
 
Beberapa sumber keamanan mengkonfirmasi berita itu kepada AFP pada Sabtu, 21 Januari 2023.
 
Para perempuan dan empat bayi diculik minggu lalu pada Kamis dan Jumat di dekat Arbinda, di wilayah Sahel utara, saat mereka sedang mencari makan di luar desa. Sumber keamanan mengatakan, mereka telah ditemukan tentara Burkina Faso di wilayah Tougouri, 200 kilometer lebih jauh ke selatan. 
 
Helikopter menerbangkan mereka ke Ouagadougou, di mana mereka bertemu dengan perwira senior militer.
 
"Pembekalan mereka akan memungkinkan kami untuk mengetahui lebih banyak tentang identitas penculik, proses penahanan dan konvoi mereka," kata salah satu sumber keamanan.
 
Otoritas Burkina Faso telah mengerahkan tim pencari, baik di darat maupun di udara, untuk melacak para perempuan tersebut sejak sepekan lalu.

Kelangkaan Bahan Pokok

Beberapa bagian Burkina Faso, termasuk wilayah Sahel, telah berbulan-bulan diblokade kelompok militan dan ekstremis. sehingga semakin sulit untuk memberikan pasokan bantuan ke masyarakat di sana. Kelangkaan bahan pokok memaksa penduduk setempat meninggalkan desa mereka untuk mencari makanan.
 
Berita tentang kepulangan 62 perempuan itu disampaikan ketika sumber-sumber keamanan Burkina Faso melaporkan empat serangan yang diduga dilakukan kelompok militan pada Kamis kemarin, yang menewaskan 30 orang, termasuk 16 relawan sipil.
 
"Serangan pertama menargetkan kelompok Relawan Pembela Tanah Air (VDP) di Rakoegtenga di provinsi utara Bam," kata seorang pejabat VDP tanpa menyebut nama, seperti dikutip dari The National News.
 
Enam relawan sipil dan seorang perempuan tewas. Sementara itu, ada sekitar 10 orang terluka," sambungnya.
 
Serangan kedua, penyergapan terhadap konvoi yang dikawal relawan dan tentara, menewaskan sekitar 10 orang dan satu orang di provinsi Nayala di barat laut, tambahnya. Sumber-sumber keamanan mengkonfirmasi dua serangan militan tetapi tidak memberikan jumlah korban tewas yang pasti.
 
VDP, yang dibentuk pada Desember 2019, terdiri dari sukarelawan sipil yang diberi pelatihan militer selama dua minggu dan kemudian bekerja bersama tentara, biasanya melakukan tugas pengawasan, pengumpulan informasi, atau pengawalan.
 
Sumber keamanan mengatakan dua insiden lain yang terkait dengan kelompok militan bersenjata telah dicatat pada Kamis. Di provinsi Sanmatenga di utara-tengah, tim gabungan militer dan VDP menjadi sasaran di Zincko, kata satu sumber.
 
"Sekitar 10 teroris dilumpuhkan (dibunuh). Sayangnya, empat warga sipil juga tewas," kata sumber itu.
 
Kapten Ibrahim Traore, pemimpin junta militer Burkina Faso yang merebut kekuasaan September lalu, mengatakan dalam pidato akhir tahun 2022 bahwa tujuannya adalah "merebut kembali wilayah yang diduduki gerombolan teroris."
 
Ia memperingatkan bahwa para ekstremis kini mengubah taktik mereka menjadi melancarkan serangan dengan "fokus terhadap warga sipil."
 
Baca juga:  Balas-balasan Kudeta di Burkina Faso, Nih Dia Pemenangnya
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan