"Letnan Kolonel Paul-Henri Sandaogo Damiba sendiri menawarkan pengunduran dirinya untuk menghindari konfrontasi dengan konsekuensi manusia dan material yang serius," ucap pemimpin agama dan masyarakat dalam sebuah pernyataan, dilansir dari AFP, Senin, 3 Oktober 2022.
Keputusan ini terjadi mengikuti mediasi antara Damiba dan pemimpin baru yang memproklamirkan diri, Ibrahim Traore, oleh para pemimpin agama dan masyarakat.
Sumber-sumber diplomatik regional mengatakan Damiba - yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta Januari - melarikan diri ke ibu kota Togo, Lome setelah kudeta kedua negara Afrika Barat tersebut. Traore mengumumkan di malam hari bahwa dia telah menerima dukungan dari para panglima militer untuk “menghidupkan kembali” perjuangan anti-jihadis.
Baca juga: Kena Karma! Pemimpin Kudeta Burkina Faso Dikudeta Militernya Sendiri
Dalam sebuah pernyataan kemarin, blok regional Afrika Barat Ecowas menyambut baik bahwa berbagai pemain dalam drama Burkinabe telah menerima "penyelesaian damai dari perbedaan mereka". Delegasi Ecowas akan melakukan perjalanan ke Ouagadougou hari ini.
"Damiba menetapkan “tujuh syarat” untuk mengundurkan diri," kata para pemimpin agama dan masyarakat.
Ini termasuk jaminan keamanan untuknya dan sekutunya di militer; dan bahwa janji yang dia berikan kepada blok regional Afrika Barat untuk kembali ke pemerintahan sipil dalam waktu dua tahun harus dihormati.
Para pemuka agama dan masyarakat – yang sangat berpengaruh di Burkina Faso – mengatakan bahwa Traore, (34), telah menerima kondisi tersebut dan menyerukan ketenangan.
Militer kemudian mencabut jam malam yang diberlakukan sejak Jumat dan membuka kembali perbatasan negara itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News