Pernyataan ini disampaikan dalam sidang konfirmasi di hadapan Komite Hubungan Luar Negeri Senat di Washington, DC.
"Jika dikonfirmasi, saya siap menjalankan mandat Presiden Trump untuk memimpin keamanan nasional dengan pendekatan 'damai melalui kekuatan'," ujar Stefanik, seperti dilaporkan oleh Al Jazeera.
Stefanik menegaskan pandangannya saat ditanya oleh Senator Demokrat Chris Van Hollen. Ia menyatakan persetujuannya dengan pandangan Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, bahwa Israel memiliki hak alkitabiah atas seluruh Tepi Barat.
"Ya," jawab Stefanik singkat ketika ditanya apakah ia berbagi keyakinan tersebut. Hal ini mempertegas perbedaan kebijakan antara pemerintahan Trump dan pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Presiden Joe Biden.
Selain menyatakan dukungannya terhadap klaim Israel, Stefanik juga mengkritik kepemimpinan Palestina.
"Saya percaya rakyat Palestina pantas mendapatkan lebih baik daripada kegagalan yang mereka alami dari para pemimpin teroris," katanya.
Namun, ia menghindari menjawab secara langsung saat ditanya apakah ia mendukung hak penentuan nasib sendiri bagi Palestina. "Tentu saja mereka berhak atas hak asasi manusia," tambahnya.
Pernyataan ini sejalan dengan kebijakan pemerintahan Trump sebelumnya, yang menghapus kebijakan lama AS yang menganggap pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat sebagai ilegal menurut hukum internasional.
Trump juga dikenal sebagai pendukung kuat Israel, termasuk melalui pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada 2017.
Dalam sidang tersebut, Stefanik juga berjanji akan melakukan audit terhadap pendanaan AS untuk PBB dan organisasi-organisasinya.
Ia menyatakan tekad untuk melawan pengaruh China di PBB dan memperkuat dukungan AS terhadap Israel di badan dunia tersebut.
"Saya akan memastikan setiap dolar digunakan untuk mendukung kepentingan Amerika," tegasnya.
Reaksi terhadap pernyataan Stefanik beragam. Para pendukung Israel menyambut baik komitmennya, sementara para kritikus menilai bahwa pandangan tersebut dapat menghambat proses perdamaian antara Israel dan Palestina.
Berdasarkan laporan Al Jazeera, hal ini juga mencerminkan perubahan besar dalam pendekatan AS terhadap konflik di Timur Tengah di bawah pemerintahan Trump.
Pernyataan Stefanik datang bersamaan dengan kebijakan baru Trump yang mencabut sanksi era Biden terhadap kelompok-kelompok pemukim Israel yang dituduh melakukan kekerasan terhadap warga Palestina.
Baca Juga:
Trump Cabut Sanksi untuk Pemukim Israel di Palestina
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News