Di tengah tingginya angka kematian ini, seorang pejabat senior Arab Saudi membela pengelolaan ibadah haji yang disebutnya telah dilakukan secara maksimal.
"Negara tidak gagal. Ada kesalahan penilaian di pihak masyarakat yang tidak menyadari risikonya," ucap pejabat tersebut kepada media AFP pada Sabtu, 22 Juni 2024.
Penghitungan AFP per hari Jumat kemarin, berdasarkan pernyataan resmi dan laporan diplomat yang terlibat dalam respons kematian, menyebutkan jumlah korban jiwa mencapai 1.126 orang, dan lebih dari separuhnya berasal dari Mesir.
Pejabat senior Saudi mengatakan, pemerintah telah mengonfirmasi 577 kematian dalam dua hari tersibuk haji, yakni pada Sabtu, ketika jamaah berkumpul berjam-jam di bawah terik matahari di Gunung Arafat, dan Minggu ketika mereka berpartisipasi dalam ritual melempar batu jumrah di Mina.
"Ini terjadi di tengah kondisi cuaca buruk dan suhu yang sangat ekstrem," kata pejabat tersebut, sembari mengakui bahwa jumlah 577 jamaah haji hanya sebagian dan tidak mencakup seluruh jamaah haji.
Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam, dan semua umat Islam yang mampu harus menyelesaikannya setidaknya satu kali sebelum mereka meninggal. Ibadah haji tahun ini resmi berakhir pada Rabu lalu.
Sebelumnya, Riyadh mengatakan bahwa 1,8 juta jamaah haji ikut ambil bagian dari ibadah tahun ini, jumlah yang kurang lebih sama dengan tahun lalu. Dari total tersebut, 1,6 juta di antaranya berasal dari luar negeri.
Baca juga: 75 Calon Haji Asal Yordania Meninggal Dunia akibat Gelombang Panas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id