Sebuah kendaraan tempur terparkir di salah satu sudut kota Khartoum, Sudan, 17 April 2023. (AFP)
Sebuah kendaraan tempur terparkir di salah satu sudut kota Khartoum, Sudan, 17 April 2023. (AFP)

Korban Pertempuran di Sudan Membludak, Sejumlah Rumah Sakit Kewalahan

Medcom • 18 April 2023 14:07
Khartoum: Korban pertempuran antar kubu militer dan milisi di Sudan terus memenuhi rumah sakit di Khartoum. Di waktu bersamaan, persediaan ruang rawat inap semakin menipis.
 
Para tenaga kesehatan juga mengaku lelah karena bekerja tanpa henti selama beberapa hari terakhir sejak meletusnya pertempuran.
 
Pada Senin, 17 April, salah satu ruangan di sebuah rumah sakit di Khartoum juga rusak akibat terkena gempuran.

"Kami kehabisan segalanya," kata salah satu dokter di rumah sakit tersebut, Dr. Amin Saad, seperti dikutip dari VOA, Selasa, 16 April 2023.
 
"Kami bekerja dengan kemampuan yang sangat terbatas. Kami semua kelelahan, dan kami kekurangan dokter," tambah dia.
 
Saat ini, beberapa rumah sakit di Sudan telah ditutup sepenuhnya. Para staf, pasien, dan kerabat pasien terjebak dalam rumah sakit yang ditutup itu.
 
Persatuan Dokter di Sudan mengatakan, terdapat enam rumah sakit yang tutup karena rusak dalam pertempuran, tidak dapat diakses karena bentrokan, atau kehabisan persediaan.
 
Sejumlah rumah sakit di Khartoum menjadi kacau balau akibat aksi kekerasan antara dua jenderal teratas Sudan. Sejak Sabtu, 15 April, kedua belah pihak terlibat dalam baku tembak serta aksi saling mengebom dengan artileri dan serangan udara.
 
Utusan PBB Volker Perthes mencatat lebih dari 180 orang tewas dan lebih dari 1.800 terluka akibat pertempuran di Sudan.
 
Sementara itu, sebanyak 20 rumah sakit di Omdurman masih beroperasi. Namun, sejumlah rumah sakit itu juga kewalahan akibat kekurangan staf dan pasokan serta menghadapi pemadaman listrik dan air.
 
Pertempuran yang meledak secara tiba-tiba mengejutkan masyarakat Sudan. Salah satu dokter mengatakan kondisi rumah sakit di Sudan saat ini "sangat mengerikan."
 
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan banyak rumah sakit di Khartoum melaporkan kekurangan "darah, alat transfusi, cairan intravena, persediaan medis, dan komoditas penyelamat nyawa lainnya."
 
Dr. Ossama al-Shazly, kepala Rumah Sakit Internasional di distrik Bahri utara Khartoum, menggunakan media sosial untuk meminta bahan bakar agar generator tetap berjalan setelah listrik diputus di lingkungan tersebut.
 
"Keadaannya sangat kritis. Kami ingin masyarakat menyumbang bahan bakar," katanya.
 
Ia mengatakan banyak pasien membutuhkan operasi dan berada di unit perawatan intensif tanpa adanya tempat evakuasi. (Vania Augustine Dilia)
 
Baca juga: Sekjen PBB: Situasi Kemanusiaan di Sudan Jatuh ke Level 'Bencana'
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan