Sekjen PBB Antonio Guterres. (AFP)
Sekjen PBB Antonio Guterres. (AFP)

Sekjen PBB: Situasi Kemanusiaan di Sudan Jatuh ke Level 'Bencana'

Willy Haryono • 18 April 2023 12:47
Khartoum: Faksi-faksi yang berperang di Sudan sama-sama mengeklaim telah memperoleh kemajuan karena di tengah aksi kekerasan yang berimbas pada putusnya aliran listrik serta air bersih di ibu kota. Utusan PBB untuk Sudan Volker Perthes mengatakan, kedua belah pihak sejauh ini tidak menunjukkan tanda-tanda untuk bernegosiasi.
 
Pertempuran antara tentara dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) telah menewaskan setidaknya 185 orang dan melukai lebih dari 1.800 orang, kata Perthes di tengah serangan udara dan pertempuran di Khartoum dan perselisihan di seluruh Sudan.
 
Perebutan kekuasaan di Sudan telah menggagalkan peralihan ke pemerintahan sipil dan menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas.

Melansir dari laman The New Daily, Selasa, 18 April 2023, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan agar semua pihak bersedia meredakan situasi, dengan mengatakan bahwa situasi kemanusiaan yang sudah genting di Sudan kini jatuh ke level "bencana."
 
Sementara kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan, pertempuran telah menutup banyak program bantuan.
 
Asap menyelimuti ibu kota Sudan, dan penduduk melaporkan gemuruh serangan udara, tembakan artileri, dan penembakan yang menutup rumah sakit di sebuah kota yang tidak terbiasa dengan kekerasan.
 
"Kedua pihak yang berselisih tidak memberikan kesan bahwa mereka menginginkan mediasi dalam waktu dekat," kata Perthes kepada awak media melalui tautan video dari Khartoum.
 
Ia mengatakan kedua belah pihak telah menyetujui gencatan senjata kemanusiaan selama tiga jam.
 
Namun memasuki hari kedua, pertempuran terus berlanjut meski kedua pihak sempat berjanji untuk meredakan situasi, menurut siaran media al-Jazeera dan al-Arabiya dari Khartoum.
 
Pertempuran di Khartoum dan kota kembar Omdurman dan Bahri yang bersebelahan sejak Sabtu lalu adalah yang terburuk dalam beberapa dekade, dan berisiko memisahkan Sudan antara dua faksi militer yang telah berbagi kekuasaan selama transisi politik yang sulit.
 
Panglima Angkatan Darat Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengepalai dewan penguasa yang dibentuk setelah kudeta tahun 2021 dan penggulingan pemimpin veteran Omar Bashir tahun 2019 selama protes massal.
 
Pemimpin RSF Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti, adalah wakilnya.
 
Mesir dan Uni Emirat Arab sedang mengerjakan proposal gencatan senjata untuk Sudan, kata dua sumber keamanan Mesir.
 
Kairo adalah pendukung terpenting angkatan bersenjata Sudan, sementara Hemedti menjalin hubungan dengan kekuatan asing termasuk Uni Emirat Arab dan Rusia.
 
Baca juga:  Miris! Korban Tewas Bentrokan Sudan Hampir 200 Orang, 1.800 Terluka
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan