Asap terlihat di kejauhan dari arah pertempuran di kota Khartoum, Sudan, 18 Juli 2023. (AFP)
Asap terlihat di kejauhan dari arah pertempuran di kota Khartoum, Sudan, 18 Juli 2023. (AFP)

25 Warga Sudan Tewas Terkena Serangan Udara dalam 48 Jam Terakhir

Willy Haryono • 04 September 2023 07:47
Khartoum: Lima warga sipil tewas akibat bom yang "jatuh di rumah mereka" di Khartoum, kata seorang sumber medis Sudan kepada kantor berita AFP, sehari setelah serangan udara di selatan kota itu menewaskan setidaknya 20 orang.
 
Mengutip dari laman voanews.com, penduduk ibu kota Sudan yang dilanda peperangan melaporkan bahwa Khartoum kembali dihantam artileri dan roket pada hari Minggu, 3 September 2023, di bulan kelima perang antara tentara nasional dan kelompok paramiliter RSF.
 
"Jumlah korban tewas akibat pengeboman udara di Khartoum selatan pada Sabtu malam telah meningkat menjadi 20 korban jiwa warga sipil," menurut sebuah pernyataan dari komite perlawanan di lingkungan tersebut.

Mereka adalah salah satu dari banyak kelompok relawan yang biasa mengorganisir demonstrasi pro-demokrasi dan kini memberikan bantuan kepada keluarga-keluarga yang terjebak dalam konflik.
 
Dalam serangan terbaru yang juga berlangsung di Khartoum, setidaknya lima orang tewas. Tambahan kematian ini menjadikan total korban tewas dalam 48 jam terakhir mencapai 25 orang.
 
Dalam pernyataan sebelumnya, mereka mengatakan para korban termasuk dua anak-anak, dan memperingatkan bahwa masih banyak lagi korban jiwa yang tidak tercatat, karena "jenazah mereka tidak dapat dipindahkan ke rumah sakit akibat luka bakar parah atau terkoyak-koyak akibat pengebomam."
 
Sejak perang dimulai antara tentara nasional dan paramiliter RSF pada 15 April, sekitar 5.000 orang telah terbunuh, menurut Armed Conflict Location & Event Data
 
Angkatan Bersenjata Sudan terus melancarkan serangan udara rutin, sementara para anggota RSF mendominasi jalan-jalan di ibu kota.

Kejahatan Perang

Negara-negara Barat menuduh RSF dan milisi sekutu melakukan pembunuhan berdasarkan etnis di wilayah barat Darfur, dan Pengadilan Kriminal Internasional telah membuka penyelidikan baru atas dugaan kejahatan perang.
 
Tentara Sudan juga dituduh melakukan pelanggaran, termasuk serangan udara pada 8 Juli yang menewaskan sekitar dua warga sipil.
 
Lebih dari separuh 48 juta penduduk Sudan kini membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan, dan 6 juta jiwa "selangkah lagi menuju kelaparan," menurut PBB.
 
Meski ada ketidakamanan, penjarahan dan hambatan birokrasi, badan dunia tersebut mengatakan bahwa mereka telah mampu memberikan bantuan kepada jutaan warga Sudan yang membutuhkan.
 
Perang di Sudan telah menyebabkan sekitar 3,8 juta orang mengungsi, kata PBB, sementara satu juta lainnya telah melintasi perbatasan ke negara-negara tetangga.
 
Di antara pengungsi tersebut terdapat hampir 2,8 juta orang yang berasal dari Khartoum, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM). Jumlah tersebut setara dengan separuh populasi di Khartoum sebelum perang, yang berjumlah sekitar 5 juta jiwa.
 
Baca juga:  Serangan di Sudan Tewaskan 39 Warga Sipil, Banyak Perempuan dan Anak-Anak
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan