Konflik meluas ke berbagai negara, dari Gaza, Israel, hingga Iran, dengan korban jiwa yang besar dan dampak politik yang mendalam. Berikut adalah sorotan utama peristiwa sepanjang tahun tersebut:
Gaza: Kehancuran yang Tak Kunjung Berakhir

Foto: Kehancuran Gaza. (Bashar Taleb / AFP)
Setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan udara dan darat di Gaza sepanjang 2024.
Serangan ini menewaskan lebih dari 45.000 orang, menurut data dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. Penduduk Gaza, yang mencapai 2,1 juta jiwa, menghadapi blokade total yang menyebabkan kelaparan dan penyebaran penyakit seperti polio.
Pada Mei 2024, Israel melancarkan operasi besar di Rafah dan berhasil menguasai Koridor Philadelphi, zona penyangga 14 kilometer di perbatasan dengan Mesir. Ribuan warga dipaksa mengungsi ke kamp-kamp pengungsi yang juga tidak luput dari serangan udara Israel.
Kemudian Pada 31 Juli 2024, Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas, dibunuh dalam ledakan di sebuah wisma tamu di Teheran setelah menghadiri pelantikan Presiden Iran.
Israel mengklaim bertanggung jawab atas kematiannya pada Desember 2024. Lalu Yahya Sinwar, pemimpin militer Hamas yang dianggap sebagai arsitek serangan 7 Oktober, tewas dalam patroli militer di Rafah pada 17 Oktober 2024.
Meski upaya mediasi dari AS, Qatar, dan Mesir terus dilakukan, pembicaraan gencatan senjata tidak menunjukkan hasil yang signifikan.
Kembalinya Perang ke Lebanon
.jpeg)
Foto: Kehancuran Lebanon. (Jalaa Marey / AFP)
Pada akhir September 2024, perang kembali ke Lebanon ketika Israel melancarkan serangan besar terhadap Hezbollah, sekutu Hamas yang didukung Iran.
Pada 15 dan 18 September, Mossad melancarkan serangan inovatif berupa peledakan perangkat pager yang telah disusupi bahan peledak, menewaskan puluhan anggota Hezbollah dan merusak jaringan komunikasi mereka.
Pada 27 September, Hassan Nasrallah, pemimpin Hezbollah selama lebih dari tiga dekade, tewas dalam serangan bawah tanah di markasnya di Beirut. Serangan ini diikuti oleh serangan udara besar-besaran yang menghancurkan markas Hezbollah di Beirut dan wilayah selatan Lebanon.
Pada 30 September, pasukan darat dan tank Israel melintasi perbatasan Lebanon untuk pertama kalinya sejak perang Lebanon 2006.
Konflik ini memakan hampir 4.000 korban jiwa di Lebanon dan memaksa 1,2 juta penduduk mengungsi. Gencatan senjata akhirnya dicapai pada 27 November dengan mediasi AS dan Prancis.
Konfrontasi Langsung Israel-Iran

Foto: Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bersiap serang Iran. (Dok. IDF)
Untuk pertama kalinya dalam dua dekade, Israel dan Iran terlibat dalam konfrontasi langsung. Pada 1 April 2024, Israel membombardir kedutaan Iran di Damaskus, menewaskan Mohammad Reza Zahed dari Pasukan Quds.
Iran merespons dengan meluncurkan drone dan rudal Shahed ke Israel, meski sebagian besar proyektil berhasil dihancurkan sebelum mencapai target.
Pada 26 Oktober, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Iran, menghancurkan sekitar 20 situs militer termasuk fasilitas pertahanan udara dan pabrik rudal.
Kejatuhan Rezim Bashar al-Assad di Suriah
.jpeg)
Foto: Pemimpin baru Suriah setelah kejatuhan Bashar Al-assad, Ahmed al-Sharaa. (Aref Tammawi / AFP
Rezim Bashar al-Assad runtuh pada 8 Desember 2024, menandai akhir kekuasaan hampir setengah abad dinasti Assad.
Pemberontak yang didukung Turki melancarkan serangan kilat pada akhir November, merebut Damaskus dan kota-kota besar lainnya seperti Aleppo, Hama, dan Homs hanya dalam 10 hari.
Assad melarikan diri ke Moskow bersama keluarganya. Ahmed al-Sharaa, pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), kini menjadi penguasa de facto Suriah.
Israel memanfaatkan kekosongan ini untuk meluncurkan Operasi Arrow of Bashan, yang menghancurkan lebih dari 70% kekuatan militer Suriah melalui 480 serangan udara dalam dua minggu
Operasi ini juga menguasai wilayah strategis seperti Quneitra dan sisi Suriah dari Gunung Hermon.
Turki juga memanfaatkan kekosongan di Suriah untuk melawan kelompok Kurdi. Dari 6 hingga 11 Desember 2024, Manbij menjadi medan pertempuran sengit hingga akhirnya jatuh ke pasukan Turki.
Setelah itu, fokus beralih ke Kobani. Serangan udara Turki pada 10 dan 18 Desember menghancurkan Bendungan Tishrin dan infrastruktur penting lainnya.
Meski tertekan, SDF mempertahankan Kobani dengan menewaskan ratusan lawan. Ketegangan terus berlanjut sampai saat ini.
Balik ke HTS, meskipun mereka masih dianggap organisasi teroris oleh AS, pembicaraan diplomatik telah dimulai untuk transisi damai.
Netanyahu dan 'Kekekalannya'

Foto: Benjamin Netanyahu. (Brendan Smialowski / AFP)
Pada 21 November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Binyamin Netanyahu, atas dugaan kejahatan perang di Gaza.
Selain menghadapi tekanan internasional, Netanyahu juga menjalani persidangan atas dugaan korupsi di tiga kasus besar, termasuk kasus 4000 yang melibatkan suap dari perusahaan telekomunikasi Bezeq sebagai imbalan atas liputan positif di media Walla!.
Meski demikian, Netanyahu justru mengalami peningkatan popularitas domestik setelah keberhasilan militer di Lebanon dan Iran. Dukungan penuh dari pemerintahan Donald Trump yang baru terpilih kembali semakin memperkuat posisinya.
Konflik Houthi dan Israel Memanas

Foto: Pendukung Houthi di Yaman. (Mohammed Huwais/AFP)Konflik antara Israel dan kelompok Houthi bermula pada awal 2024, ketika Houthi, yang didukung oleh Iran, mulai meluncurkan serangkaian serangan rudal dan drone ke wilayah Israel.
Iran diketahui memberikan dukungan logistik dan teknologi kepada Houthi, memperluas jangkauan serangan mereka.
Eskalasi terjadi pada Desember 2024, dengan serangan intensif Houthi pada 9, 19, dan 21 Desember yang menargetkan infrastruktur sipil di Israel, termasuk gedung, sekolah, dan taman bermain. Serangan ini menewaskan puluhan orang dan melukai banyak lainnya.
Sebagai respons, Israel melancarkan serangan udara pada 19 dan 26 Desember, menghancurkan pelabuhan Hodeidah, Salif, dan bandara Sana'a yang dianggap sebagai pusat logistik Houthi.
Serangan ini juga menyebabkan korban sipil dan kerusakan fasilitas kemanusiaan, memperburuk situasi bagi lebih dari 18 juta warga Yaman yang bergantung pada bantuan internasional.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengancam akan "memenggal" kepemimpinan Houthi seperti yang dilakukan terhadap Hamas dan Hezbollah,
Tahun 2024 di Timur Tengah menjadi saksi perang besar, jatuhnya rezim, dan krisis kemanusiaan yang meluas.
Meskipun beberapa konflik mencapai titik gencatan senjata, akar permasalahan seperti pendudukan, hak asasi manusia, dan intervensi asing tetap belum terselesaikan
Transformasi politik yang terjadi di Suriah dan hubungan Israel dengan negara-negara tetangga menunjukkan bahwa wilayah ini akan terus menjadi pusat perhatian dunia di tahun-tahun mendatang.
Baca Juga:
Israel Menang Perang Timur Tengah Tahun 2025? Ini Pendapat Ahli
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News