Fadel Naem, Direktur Rumah Sakit al-Ahli di Kota Gaza, mengatakan kepada awak media bahwa pihaknya telah menerima puluhan jenazah sepanjang hari Sabtu.
Di hari yang sama, Israel mengatakan bahwa sejumlah pesawat jet tempurnya telah menyerang dua lokasi militer kelompok pejuang Palestina Hamas di Kota Gaza tanpa mengelaborasi lebih lanjut.
Mengutip dari Euronews, Minggu, 23 Juni 2024, puluhan kematian ini terjadi sehari setelah setidaknya 25 orang tewas dalam serangan Israel terhadap kamp pengungsi, dengan 50 lainnya terluka di dekat kota selatan Rafah.
Israel mengatakan pada Sabtu kemarin bahwa mereka terus beroperasi di Gaza tengah dan selatan, dan juga melanjutkan invasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari pertempuran.
Sebagian besar warga Palestina telah meninggalkan Rafah, tetapi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan tidak ada tempat lagi di Gaza yang benar-benar aman, dan kondisi kemanusiaan juga sangat buruk karena keluarga berlindung di tenda-tenda dan apartemen sempit tanpa makanan, air, atau persediaan medis.
Sementara itu, sebuah serangan terpisah lainnya oleh Israel pada Sabtu kemarin di Lembah Bekaa di timur Lebanon menewaskan seorang petinggi sayap militer dari kelompok Jamaah Islamiyah asal Lebanon. Sosok tersebut adalah korban tewas ketujuh akibat serangan Israel di Lebanon sejak perang Gaza dimulai.
Perang Israel-Hamas meletus pada tanggal 7 Oktober ketika Hamas menyerbu Israel selatan dan menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 lainnya. Israel membalas dengan membombardir dan menginvasi Gaza, menewaskan lebih dari 37.400 warga Palestina di sana, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Demonstrasi Warga Israel
Masih di hari Sabtu, tentara Israel mengatakan seorang pria Israel ditembak mati di kota Qalqilya di Tepi Barat utara, tempat pasukan Israel menembak mati dua militan pada Jumat lalu. Ini merupakan kekerasan terbaru di Tepi Barat sejak perang Israel-Hamas.Setidaknya 549 warga Palestina di Tepi Barat telah tewas akibat serangan Israel sejak perang dimulai, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Di periode yang sama, warga Palestina di Tepi Barat telah menewaskan sedikitnya sembilan warga Israel, termasuk lima tentara, menurut data PBB.
Warga negara Israel dilarang memasuki Qalqilya dan wilayah lain di Tepi Barat yang berada di bawah kendali Otoritas Palestina (PA).
Kemarahan di seluruh negeri meningkat terhadap penanganan pemerintah terhadap perang di Gaza dan krisis penyanderaan. Pada hari Sabtu, puluhan ribu warga Israel berdemonstrasi di Tel Aviv dalam menuntut pemilihan umum baru dan agar pemerintah segera membawa pulang para sandera.
Baca juga: Aksi Terbesar Sejak 2023, Ribuan Warga Israel Desak Netanyahu Pulangkan Sandera
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News