Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv, 22 Juni 2024, dalam mendesak pemerintahan Benjamin Netanyahu menyepakati pertukaran sandera di Gaza. (JACK GUEZ / AFP)
Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv, 22 Juni 2024, dalam mendesak pemerintahan Benjamin Netanyahu menyepakati pertukaran sandera di Gaza. (JACK GUEZ / AFP)

Aksi Terbesar Sejak 2023, Ribuan Warga Israel Desak Netanyahu Pulangkan Sandera

Willy Haryono • 23 Juni 2024 18:08
Tel Aviv: Ribuan hingga puluhan ribu warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv, Caesarea, dan Yerusalem sepanjang akhir pekan. Mereka semua menuntut agar pemerintah segera menyepakati pertukaran sandera dengan faksi-faksi Palestina di Jalur Gaza.
 
Selain itu, para pengunjuk rasa juga mendesak agar pemilihan umum Israel dilakukan sesegera mungkin demi mendepak Benjamin Netanyahu dari kursi perdana menteri.
 
"Puluhan ribu warga Israel berunjuk rasa di Kidnapped Soldiers' Square di pusat kota Tel Aviv, menuntut kesepakatan pertukaran sandera segera dan pemecatan pemerintahan Benjamin Netanyahu melalui pemilihan umum lebih awal," lapor surat kabar Yedioth Ahronoth dan dikutip Anadolu Agency, Minggu, 23 Juni 2024.

Dikatakan bahwa demonstrasi tersebut adalah yang terbesar di Tel Aviv sejak 7 Oktober 2023.
 
Ribuan orang juga berunjuk rasa di Paris Square di pusat kota Yerusalem dalam menuntut kesepakatan pembebasan sandera, menurut Saluran 12 Israel.
 
Aksi serupa terlihat di pusat kota Caesarea, menurut Yedioth Ahronoth, di mana mereka berbaris ke kediaman Netanyahu dan menyerukan pengunduran dirinya "sesegera mungkin." Anggota parlemen Israel, Gilad Kariv, berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut.
 
Para pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel menentang Netanyahu dan pemerintah, menganggap mereka "bertanggung jawab" atas kematian puluhan sandera di Gaza.

Perang Gaza

Mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz, yang meninggalkan Kabinet Perang, juga berpartisipasi dalam demonstrasi di pemukiman "Kiryat Gat" di Negev, tempat para pengunjuk rasa menuntut kesepakatan pertukaran sandera.
 
Melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan pada 7 Oktober 2023 oleh kelompok pejuang Palestina Hamas.
 
Lebih dari 37.500 warga Palestina telah tewas di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan hampir 86.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
 
Lebih dari delapan bulan dalam perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza terbengkalai di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.
 
Israel dituduh telah melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang putusan terakhirnya memerintahkan Tel Aviv segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang.
 
Baca juga:  Aksi Protes di Luar Rumah Netanyahu Ricuh, Polisi Jambak Rambut Demonstran
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan