Baca: Polisi Israel Larang Acara Pawai Kelompok Sayap Kanan di Yerusalem
Namun usai berlangsungnya pertemuan pada Selasa kemarin, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyetujui berlangsungnya pawai meski jadwalnya diundur.
Dilansir dari laman BBC pada Rabu, 9 Juni 2021, pawai tersebut kini akan digelar pada Selasa pekan depan.
Hamas, kelompok yang menguasai Jalur Gaza, memperingatkan akan adanya ketegangan lebih lanjut jika pawai tersebut benar-benar terjadi.
Setidaknya 245 warga Palestina tewas dalam serangan udara di Gaza, sementara di kubu Israel 13 orang. Pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas itu terjadi pada 10 Mei, dan berlangsung selama 11 hari.
Meski acara pawai berpotensi menyulut konflik baru, pemerintahan Netanyahu tetap mengeluarkan izin. Namun keputusan final kemungkinan dapat berubah jika parlemen Israel atau Knesset menyetujui pemerintahan baru yang akan mendepak posisi Netanyahu.
Pemungutan suara di Knesset dijadwalkan berlangsung pada hari Minggu ini. Jika pemerintahan baru disetujui, maka tokoh ultra-nasionalis Naftali Bennett akan menjadi PM pengganti Netanyahu. Keputusan final seputar izin pawai di Yerusalem akan berada di tangan Bennett jika itu terjadi.
Hari Yerusalem biasanya dirayakan kelompok sayap kanan Israel pada setiap tahunnya di tanggal 10 Mei. Perayaan digelar dalam memperingati direbutnya Yerusalem Timur oleh Israel dalam Perang 1967.
Biasanya pawai ini melibatkan ratusan pemuda Israel yang mengibarkan bendera melewati rute kawasan Muslim di Yerusalem melalui Gerbang Damaskus. Pawai semacam ini dipandang sebagian besar warga Palestina sebagai provokasi yang disengaja.
Acara semacam itu pernah berlangsung di Yerusalem di hari-hari terakhir bulan Ramadan lalu, yang juga turut berkontribusi terhadap meletusnya peperangan antara Israel dan Hamas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News