Dari total penumpang dan kru kapal tersebut, sejumlah lainnya masih dinyatakan hilang.
Kapal yang penuh sesak itu membawa 130 orang dan banyak dari mereka yang tenggelam adalah anak-anak, menurut laporan media Diario Nampula.
Diketahui bahwa kapal itu beroperasi antara Lunga dan Pulau Mozambik di provinsi Nampula di utara negara itu, ketika kemudian terbalik dan tenggelam pada hari Minggu kemarin.
Upaya penyelamatan berlanjut pada hari Senin, karena masih ada sejumlah orang yang dilaporkan hilang.
"Lima (mayat) lagi telah ditemukan dalam beberapa jam terakhir, dan angka kematian menjadi 96," kata Silverio Nauaito, administrator pulau kecil dekat provinsi Nampula utara tempat insiden terjadi, kepada kantor berita AFP pada Senin, 8 April 2024.
Sebelumnya, 94 orang dilaporkan tewas dan 26 hilang, kata Lourenco Machado, administrator Institut Transportasi Maritim Mozambik via saluran televisi pemerintah hari ini.
Beberapa orang melakukan perjalanan dengan kapal feri untuk menghadiri pameran, sementara yang lain mencoba "melarikan diri dari Lunga ke Pulau Mozambik karena takut terkontaminasi kolera," yang telah melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir," lapor Diario Nampula.
Laporan berita lainnya mengutip Jaime Neto, Menteri Luar Negeri Provinsi Nampula, yang mengatakan bahwa informasi yang salah tentang dugaan wabah kolera telah memicu kepanikan warga. Alhasil, banyak warga beramai-ramai menaiki kapal penangkap ikan yang dijadikan kapal feri untuk melarikan diri.
Mozambik dan negara-negara tetangga di Afrika bagian selatan, Zimbabwe dan Malawi, dalam beberapa bulan terakhir dilanda wabah kolera yang mematikan dan pihak berwenang sedang berjuang untuk mengatasinya.
Banyak wilayah di Mozambik hanya dapat diakses dengan perahu dan kapal yang seringkali kelebihan muatan. Negara ini memiliki jaringan jalan raya yang buruk, dan beberapa daerah tidak dapat dijangkau melalui darat atau udara.
Baca juga: Kapal Feri Darurat di Mozambik Tenggelam, 91 Orang Tewas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News