Ilustrasi penjara. (AFP)
Ilustrasi penjara. (AFP)

Kecewa dengan Washington, Tahanan AS di Iran Mogok Makan

Medcom • 15 Agustus 2023 12:37
Teheran: Seorang warga Amerika Serikat (AS) yang ditahan di Iran sejak 2016 memulai aksi mogok makan karena tidak dilibatkan dengan kesepakatan antara Washington dan Teheran pekan lalu yang membebaskan lima warga AS dari penjara Iran. Hal ini diungkapkan putranya, Darian, pada Senin, 14 Agustus 2023. 
 
Shahab Dalili, 60, adalah seorang kapten kapal yang pindah ke AS setelah pensiun. Ia ditahan di Teheran sejak April 2016 saat tengah melakukan ziarah ke pemakaman ayahnya. Dalili didakwa atas tuduhan membantu dan beraliansi dengan negara asing. 
 
Ia pun dijatuhi vonis 10 tahun penjara di Evin, rumah tahanan bagi banyak naraidana politik di Iran.

Di bawah skema perjanjian pekan lalu, Iran membebaskan lima warga AS dengan imbalan USD6 miliar. Selain imbalan uang, Washington juga akan membebaskan beberapa tahanan Iran.
 
Seorang pengacara mengatakan bahhwa sebagai langkah pertama kesepakatan itu, Iran sudah mengganti status empat tahanan AS di penjara Evin menjadi tahanan rumah. 

Putra Dalili angkat bicara

Dalam wawancara telepon singkat, Darian menyayangkan pengecualian terhadap ayahnya. "Kesepakatan sedang dilakukan, dan dia tidak termasuk. Hal itu sangat memilukan," kata Darian dikutip dari Jerussalem Post, Selasa, 15 Agustus 2023 
 
Darian menambahkan bahwa ayahnya saat ini merasa putus asa sebab merasa dikecewakan negaranya sendiri. 
 
"Ayahku merasa dikhianati, semangat menurun. Ayah percaya bahwa AS akan membawa kembali siapa pun yang ingin mereka bawa kembali," lanjutnya. 
 
Saat ditanya awak media, Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Vedant Patel tidak memberikan alasan yang jelas mengapa Dalili tidak menjadi bagian dari kesepakatan. Namun ia mengatakan bahwa Dalili belum dinyatakan sebagai tahanan tidak sah.  
 
Penetapan hukum dibuat oleh Kemenlu AS dan secara efektif menunjukkan bahwa Washington memandang tuduhan yang dikenakan terhadap individu sebagai motivasi politik yang mana adalah suatu kesalahan.  
 
Tekad itulah yang memungkinkan Kemenlu AS untuk mendedikasikan lebih banyak sumber daya untuk kasus ini serta mengerahkan tanggung jawab kepada utusan presiden.
 
Patel tidak menjelaskan mengapa Dalili tidak dikategorikan sebagai "tahanan tidak sah." Darian mengatakan pada Jumat lalu bahwa ia dihubungi pejabat utusan khusus Departemen Untuk Iran, Abraham Paley. "Saya tanya, dan dia tidak bisa memberikan jawaban," kata Darian
 
Kemenlu AS menolak untuk mengomentari tentang panggilan telepon Paley dengan Dalili, tetapi sebelumnya Patel berkata AS secara teratur dan aktif meninjau kasus individu yang ditahan di luar negeri. (Hillary Sitohang)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan