Dalam konferensi pers bersama Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune di Kairo, Al-Sisi menguraikan inisiatif tersebut, yang mencakup gencatan senjata dua hari untuk pertukaran empat sandera Israel dengan beberapa tahanan Palestina. Rencana tersebut juga meliputi negosiasi selama sepuluh hari ke depan guna memperpanjang gencatan senjata sementara menjadi kesepakatan permanen.
“Kami mengusulkan gencatan senjata di Jalur Gaza selama dua hari untuk menukar empat sandera di Israel dengan beberapa tahanan di Palestina, kemudian negosiasi akan berlangsung selama 10 hari untuk mengubah gencatan senjata menjadi gencatan senjata permanen,” kata Al-Sisi, dilansir dari Anadolu, Senin, 28 oktober 2024.
Walau mayoritas menteri Israel menyetujui gagasan ini, Netanyahu menolak kesepakatan tersebut, menyatakan bahwa negosiasi hanya akan terjadi di bawah tembakan senjata, menurut laporan Channel 12 Israel. Media tersebut juga mengonfirmasi bahwa lembaga keamanan Israel sebenarnya mendukung proposal gencatan senjata dari Mesir.
Saat ini, Israel memperkirakan sekitar 101 warga negaranya masih ditahan Hamas di Gaza, dengan kekhawatiran bahwa beberapa sandera mungkin menjadi korban dalam serangan udara Israel yang semakin sering menyasar daerah padat penduduk.
Kondisi Memprihatinkan di Gaza
Sementara itu, upaya yang dipimpin Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan hingga kini terhenti, dengan Netanyahu yang bersikeras untuk melanjutkan operasi militer.Sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada Oktober lalu, Israel terus melakukan serangan besar-besaran di Gaza, kendati Dewan Keamanan PBB telah menyerukan gencatan senjata segera. Serangan tersebut telah menewaskan hampir 43.000 orang, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, serta menyebabkan lebih dari 100.000 lainnya terluka, menurut data otoritas kesehatan setempat.
Kondisi di Gaza semakin memburuk dengan hampir seluruh penduduk terpaksa mengungsi akibat serangan dan blokade yang menimbulkan kekurangan pangan, air bersih, dan obat-obatan.
Sementara itu, Israel kini tengah menghadapi gugatan di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terkait tindakannya di Jalur Gaza. (Angel Rinella)
Baca juga: Terkejutnya Sekjen PBB Atas Dampak Kehancuran Serangan Israel di Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News