Warga Gaza mengungsi ke tempat yang lebih aman di tengah serangan udara Israel. (AFP)
Warga Gaza mengungsi ke tempat yang lebih aman di tengah serangan udara Israel. (AFP)

Mesir Peringatkan Israel akan 'Pecahnya' Hubungan jika Warga Gaza Mengungsi ke Sinai

Willy Haryono • 09 Desember 2023 11:13
Kairo: Mesir dilaporkan telah memperingatkan Israel bahwa hubungan antar negara akan "terputus" jika warga Palestina dari Gaza melarikan diri ke gurun Sinai, sebagai akibat dari pengebman Israel di wilayah tersebut, lapor situs Axios yang mengutip jajaran pejabat AS dan Israel.
 
Hal ini terjadi ketika Israel mengalihkan kampanye militernya di Gaza ke arah selatan, dengan melakukan serangan besar-besaran terhadap kota Khan Younis dan lokasi lainnya. Akibatnya, banyak warga Palestina mengungsi ke Rafah di dekat perbatasan Mesir. Ribuan orang telah terbunuh dalam serangan Israel dalam sepekan terakhir.
 
Menurut laporan Axios, para pejabat intelijen dan militer Mesir mengatakan kepada rekan-rekan Israel mereka bahwa "mereka sangat prihatin" mengenai dampak operasi militer di Gaza selatan terhadap Mesir, yang dapat mengakibatkan pengungsian warga Palestina ke Mesir.

Kairo lebih lanjut mengatakan bahwa skenario seperti itu akan memicu "krisis serius" dalam hubungan diplomatik antara keduanya, yang telah menormalisasi hubungan pada tahun 1979.
 
Sejak awal kampanye militer Israel pada 7 Oktober, Mesir telah menyatakan keprihatinan bahwa Tel Aviv berupaya mendorong warga Palestina ke Sinai yang berbatasan dengan Gaza.
 
Mengutip dari laman The New Arab, Sabtu, 9 Desember 2023, Mesir telah memantau dengan cermat serangan Israel di Gaza, yang menurut Kairo mengindikasikan tujuan Tel Aviv untuk memaksa warga Palestina lebih dekat ke perbatasan Mesir.
 
Israel menolak kekhawatiran tersebut, mengklaim bahwa mereka hanya "menargetkan Hamas" dan bahwa warga Palestina yang terluka dan mencari perawatan medis di Mesir akan diizinkan kembali ke wilayah tersebut.

'Garis Merah'

Komentar tersebut muncul ketika Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan pada hari Kamis bahwa “tidak pantas dan bertentangan dengan hukum internasional” jika warga sipil Palestina dari Gaza dipaksa masuk ke Mesir, di Forum Keamanan Aspen di Washington, D.C.
 
Shoukry menekankan bahwa warga Palestina yang melarikan diri ke Mesir bukanlah “cara yang tepat untuk menangani konflik, dan menekankan bahwa warga Gaza tidak boleh “dihukum” dan dipaksa meninggalkan wilayah mereka.
 
Selain itu, kepala Layanan Informasi Negara Mesir Diaa Rashwan mengatakan bahwa perpindahan warga Palestina dari Gaza ke Sinai adalah "garis merah" bagi Mesir dan Mesir tidak akan mengizinkannya, apa pun dampaknya.
 
Mesir memainkan peran penting dalam menengahi gencatan senjata selama seminggu antara Hamas dan Israel bulan lalu, meskipun gencatan senjata gagal dan Israel dengan cepat kembali menyerang wilayah tersebut.
 
Sekitar 85 persen penduduk Gaza mengungsi, menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Palestina (UNRWA), dengan sekelompok orang bergerak ke arah selatan sebanyak mungkin dalam upaya menghindari serangan Israel yang kejam.
 
Hampir 17.500 warga Palestina telah tewas akibat pemboman Israel sejak perang dimulai pada 7 Oktober, yang kini telah memasuki bulan ketiga.
 
Baca juga:  Qatar dan Mesir Terus Berupaya Perpanjang Gencatan Senjata di Gaza
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan