Helikopter militer Houthi mendekati sebuah kapal kargo di Laut Merah. Foto: Houthi Military Media
Helikopter militer Houthi mendekati sebuah kapal kargo di Laut Merah. Foto: Houthi Military Media

PBB Desak Houthi Hentikan Serangan di Laut Merah, Perdagangan Dunia Terhambat

Medcom • 11 Januari 2024 20:19
Sanaa: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak diakhirinya serangan Houthi Yaman terhadap pelayaran di Laut Merah. Tuntutan ini diserukan pada Rabu, 10 Januari 2024.
 
Resolusi tersebut mengecam serangan Houthi dan harus segera diakhiri. Dengan serangan tersebut, perdagangan global menjadi terhambat. Selain itu, juga merusak hak dan kebebasan navigasi, serta perdamaian dan keamanan regional. 
 
Rusia, Tiongkok, Mozambik, dan Aljazair memilih untuk abstain dan tidak berkutik dalam pemungutan suara terhadap resolusi tersebut. Sehingga PBB segera bertindak terhadap serangan Houthi.
 
Baca: Houthi Bakal Hadapi Konsekuensi Jika Terus Serang Kapal Komersial di Laut Merah.


Serangan intensif Houthi telah memaksa perusahaan pelayaran mengalihkan rute di sekitar Tanjung Harapan Afrika Selatan. Akibatnya, menambah waktu dan biaya perjalanan secara signifikan. 
 
PBB menyatakan keprihatinan terus-menerus terhadap situasi di Laut Merah, terutama risiko terhadap perdagangan global. Resolusi mengecam lebih dari dua puluh empat serangan Houthi terhadap kapal dagang, yang dimulai sejak 19 November 2023. Salah satunya, penyerangan terhadap Galaxy Leader dan awaknya.
 
Serangan tersebut dianggap melanggar hak-hak maritim.  Houthi merupakan kelompok yang menguasai sebagian besar negara Yaman. Mereka telah meningkatkan serangan terhadap lalu lintas maritim internasional di Laut Merah. 
 
Mereka mengaku bertindak sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza, telah meningkatkan serangan setelah konflik antara Israel dan Hamas.


Akar Permasalahan

Amerika Serikat segera membentuk koalisi internasional untuk melindungi lalu lintas maritim dari serangan Houthi. Serangan tersebut berada di zona penting strategis, yang dilalui sekitar 12 persen perdagangan dunia. 
 
Rusia berusaha memperkenalkan tiga amandemen pada resolusi, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap koalisi yang dibentuk oleh Amerika Serikat. 
 
"Namun, kami khawatir bahwa Amerika Serikat dan sekutunya lebih memilih, seperti yang sering terjadi di masa lalu, untuk memilih jalan penyelesaian sepihak dengan kekerasan,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia, dilansir dari Channel News Asia pada Kamis, 11 Januari 2024. 
 
Dalam resolusi itu, tercatat pelanggaran embargo senjata terhadap Houthi. Serta perlunya penegasan kembali terhadap semua negara anggota untuk mematuhi kewajiban mereka. Resolusi mengutuk pemberian senjata kepada Houthi yang memiliki hubungan dekat dengan Iran. 
 
Para ahli yang ditugaskan oleh Dewan Keamanan, untuk memantau embargo senjata. Mereka melaporkan bahwa Houthi telah memperkuat kemampuan militer mereka di darat dan laut. 
 
Duta Besar Washington untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, menyatakan bahwa Iran terlibat dalam perencanaan operasi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah. 
 
“Iran telah lama mendorong tindakan Huthi yang mendestabilisasi di kawasan melalui dukungan finansial dan material yang melanggar embargo senjata PBB,” ucapnya. 
 
Resolusi yang diusulkan oleh Amerika Serikat dan Jepang, menyerukan penyelesaian akar permasalahan. Salah satunya, konflik yang berkontribusi pada ketegangan regional. Amandemen Rusia yang ditolak akan memasukkan "konflik di Jalur Gaza" sebagai faktor kontributor terhadap ketegangan. (Atika Pusagawanti)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan