Washington: Amerika Serikat (AS), Inggris dan sepuluh negara lainnya memperingatkan pemberontak di Yaman, Houthi. Koalisi AS menyerukan Hourhi akan menghadapi konsekuensi jika terus menyerang kapal komersial di Laut Merah.
Dalam pernyataan bersama, kelompok yang sebagian besar terdiri dari negara-negara Barat menyerukan agar serangan tersebut segera diakhiri.
Pemberontak Houthi yang didukung Iran telah menyatakan dukungan untuk Hamas dalam perang yang dilancarkan melawan Israel pada Oktober.
Sejak November, mereka telah menyerang kapal komersial di Laut Merah lebih dari 20 kali. Mereka telah menggunakan rudal, drone, kapal cepat dan helikopter.
Mereka mengklaim bahwa kapal-kapal tersebut terkait dengan Israel. Padahal, kadang mereka keliru.
Kapal perang AS dan Inggris di wilayah tersebut telah mencegat beberapa rudal namun mereka menolak menyerang sasaran di Yaman sendiri. Itu mungkin akan berubah.
Kelompok yang terdiri dari 12 negara, yakni Australia, Bahrain, Belgia, Kanada, Denmark, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Selandia Baru, Inggris dan Amerika, mengeluarkan peringatan resmi kepada Houthi.
“Serangan Houthi yang sedang berlangsung di Laut Merah adalah ilegal, tidak dapat diterima, dan sangat mengganggu stabilitas,” kata koalisi tersebut, dilansir dari BBC, Kamis, 4 Januari 2024
“Tidak ada pembenaran hukum untuk secara sengaja menargetkan kapal sipil dan kapal angkatan laut,” tegas mereka.
Pernyataan itu mengatakan, jika kelompok tersebut terus menyerang kapal, maka mereka akan “menanggung konsekuensinya”.
Hal ini secara luas ditafsirkan sebagai ancaman aksi militer terhadap sasaran di Yaman, termasuk tempat penyimpanan dan peluncuran rudal.
Para sekutu menyerukan “segera diakhiri” terhadap serangan-serangan yang, menurut mereka, merupakan “ancaman langsung terhadap kebebasan navigasi” di jalur air penting yang dilalui hampir 15% perdagangan global.
Ketakutannya adalah harga bahan bakar akan naik dan rantai pasokan akan rusak.
Kamar Pengiriman Internasional mengatakan 20 persenkapal kontainer di dunia menghindari Laut Merah dan malah berlayar di sekitar Afrika bagian selatan.
Baca juga: DK PBB Desak Houthi untuk Hentikan Serangan Kapal Kargo
Cek Berita dan Artikel yang lain di