Kementerian Luar Negeri Iran telah memanggil Jesper Vahr dan menyampaikan keberatan Teheran atas penodaan kitab suci umat Islam di ibu kota Denmark, Kopenhagen.
Dikutip dari laman Anadolu Agency, Minggu, 23 Juli 2023, seorang pejabat Kemenlu Iran menekankan bahwa tindakan membakar teks kitab suci "tidak pernah dapat dibenarkan dengan dalih kebebasan berekspresi."
Teheran pun menyerukan pertanggungjawaban, baik bagi pelaku maupun pemerintah Denmark yang membiarkan tindakan tersebut terjadi.???????
"Kami percaya bahwa jika pemerintah Denmark bertindak secara bertanggung jawab dan efektif dalam menghadapi penghinaan terhadap kesucian Islam, kami tidak akan menyaksikan tindakan ofensif seperti itu," kata pejabat tersebut.
Vahr menyatakan penyesalan atas insiden tersebut, dan mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Denmark telah mengutuk aksi penodaan Al-Qur'an.
Ia mengatakan bahwa sikap tidak menghormati agama lain merupakan sesuatu yang "memalukan," dan bahwa Denmark telah memisahkan diri dari tindakan provokatif yang bertujuan untuk menciptakan perpecahan.
Masih dalam pemanggilan di Teheran, Vahr berjanji akan segera menyampaikan pesan protes Iran kepada para pejabat di Kopenhagen.
Aksi pembakaran Al-Quran di Denmark dilakukan kelompok marjinal anti-Islam dan ultra-nasionalis "Danske Patrioter."
Sebelumnya, kelompok itu juga merusak bendera Turki dan Al-Qur'an di depan Kedubes Turki di Kopenhagen. Dalam aksi terbaru mereka, Danske Patrioter membakar salinan Al-Qur'an di bawah perlindungan polisi di depan Kedubes Irak di Kopenhagen.
Baca juga: Setelah Swedia, Salinan Al-Quran Kembali Dibakar di Denmark
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News