Meski demikian, dengan adanya kesepakatan melindungi warga sipil, ada harapan gencatan senjata dapat dicapai.
Perwakilan Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RFG) menandatangani perjanjian di Jeddah yang disebut Deklarasi Komitmen untuk Melindungi Warga Sipil Sudan.
Penandatanganannya telah dikonfirmasi oleh pejabat AS dan kementerian luar negeri Arab Saudi, meskipun tidak satu pun dari pihak yang bertikai belum berkomentar.
Seorang pejabat senior mengatakan, bahwa perjanjian itu dibuat atas permintaan pihak yang bertikai untuk mencoba membantu warga sipil yang menderita akibat pertempuran ini.
Baca juga: Arab Saudi: Pembicaraan Gencatan Senjata Sudan Belum Membuahkan Hasil
"Dengan kesepakatan itu, mereka mengakui kewajiban kedua belah pihak di bawah hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional untuk memfasilitasi tindakan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan warga sipil," kata pejabat tersebut, dilansir dari UPI, Jumat, 12 Mei 2023.
Negara Afrika Timur Laut itu selama bertahun-tahun terhuyung-huyung di jurang perang dan stabilitas, sejak militer menggulingkan bekas pemerintahan diktator Presiden Omar al-Bashir selama tiga dasawarsa dalam kudeta yang didukung sipil pada 2019.
Ketika negara merangkak menuju demokrasi, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, kepala Angkatan Bersenjata Sudan, dan wakilnya, kepala Pasukan Dukungan Cepat Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, melakukan kudeta lagi.
Namun, pertikaian atas kendali pemerintah malah berubah jadi pertumpahan darah, dan warga sipil yang jadi korbannya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News