Jenderal Brice Oligui Nguema (tengah) saat menghadiri acara pemakaman ibu negara Gabon di tahun 2009. (WILS YANICK MANIENGUI / AFP)
Jenderal Brice Oligui Nguema (tengah) saat menghadiri acara pemakaman ibu negara Gabon di tahun 2009. (WILS YANICK MANIENGUI / AFP)

Pemimpin Kudeta Gabon Tak Mau Buru-Buru Gelar Pemilu, Apa Alasannya?

Willy Haryono • 02 September 2023 09:13
Libreville: Pemimpin kudeta Gabon yang menggulingkan Presiden Ali Bongo Ondimba mengaku tak mau terburu-buru menggelar pemilihan umum jika nantinya hanya "mengulangi kesalahan sama di masa lalu." Pernyataan disampaikan di saat tekanan terhadap junta meningkat untuk menyerahkan kembali kekuasaan ke pemerintahan sipil.
 
Perwira militer Gabon yang dipimpin Jenderal Brice Oligui Nguema merebut kekuasaan pada Rabu kemarin, beberapa menit setelah pengumuman bahwa Ali Bongo telah mendapatkan masa jabatan ketiga dalam pemilu.
 
Para prajurit menempatkan Bongo sebagai tahanan rumah dan mengangkat Nguema sebagai kepala negara, mengakhiri kekuasaan keluarga Bongo sejak 56 tahun terakhir.

Kudeta tersebut – yang kedelapan di Afrika Barat dan Tengah dalam tiga tahun – menarik banyak warga yang bersorak sorai di berbagai ruas jalan di ibu kota Libreville, namun mendapat kecaman dari dalam dan luar negeri.
 
Nguema mengatakan dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Jumat malam bahwa junta akan mengambil tindakan "cepat tapi pasti." Kendati begitu, junta akan menghindari pemilu jika hal itu hanya akan "mengulang kesalahan di masa lalu" dengan sekelompok pejabat yang juga sama.
 
"Berjalan secepat mungkin bukan berarti menyelenggarakan pemilu ad hoc, yang pada akhirnya hanya akan mengulang kesalahan yang sama," ujar Nguema, dikutip dari Malay Mail, Sabtu, 2 Agustus 2023.
 
Blok regional Afrika Tengah, ECCAS, mendesak mitra-mitranya yang dipimpin PBB dan Uni Afrika untuk mendukung pemulihan tatanan konstitusional dengan cepat, dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan luar biasa pada hari Kamis. Dikatakan bahwa mereka akan berkumpul kembali pada Senin mendatang.
 
Kelompok oposisi utama Gabon, Alternance 2023, yang menyatakan mereka adalah pemenang sah pemilu, mendesak komunitas internasional untuk mendorong junta menyerahkan kekuasaan kembali kepada warga sipil.
 
"Kami senang Ali Bongo digulingkan tetapi, kami berharap masyarakat internasional akan mendukung Republik dan tatanan demokrasi di Gabon dengan meminta militer mengembalikan kekuasaan kepada warga sipil," tutur Alexandra Pangha, juru bicara untuk pemimpin Alternance 2023 Albert Ondo Ossa, kepada BBC.
 
Ia mengatakan bahwa rencana junta untuk melantik Nguema sebagai kepala negara pada Senin mendatang merupakan sesuatu yang "tidak masuk akal."
 
Baca juga:  708 WNI di Gabon Tak Terpengaruh Kudeta Militer
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan