Ini merupakan pembantaian paling mematikan yang pernah melanda Niger dalam beberapa tahun terakhir.
"Para bandit bersenjata ini telah meningkatkan sepak terjang dan kebrutalan mereka," ujar Abdourahamane, dilansir dari laman DW pada Selasa, 23 Maret 2021.
Dalam laporan awal, serangan di sejumlah desa di Niger ini hanya berkisar 58 hingga 60 orang. Namun setelah pemeriksaan lebih lanjut, jumlahnya melonjak hingga lebih dari dua kali lipat.
Baca: 58 Orang Tewas dalam Serangan Mengerikan di Niger
Seorang pejabat lokal mengatakan, sekelompok bandit bersenjata menyerang desa Intazayene, Bakorat, dan Wistane yang berada dekat perbatasan Mali. Mereka melepaskan tembakan secara acak dan bergerak ke berbagai arah dengan menggunakan sepeda motor.
"Pemerintah mengecam aksi brutal ini, yang telah dilakukan sekelompok individu tak bermoral," sebut Abdourahamane.
Ia mengumumkan hari berkabung nasional di Niger, yang dimulai Selasa ini hingga Kamis mendatang. Abdourahamane menegaskan, pemerintah akan memperkuat keamanan di kawasan dan menyeret semua pelaku pembantaian ke hadapan hukum.
Pembantaian terjadi di tengah meningkatnya serangan setelah terpilihnya Mohamed Bazoum sebagai presiden Niger. Kemenangannya telah dikofirmasi oleh Mahkamah Konstitusi Niger pada Minggu kemarin.
Pekan lalu, 66 orang tewas dalam serangan serupa di Tillaberi, area "tiga perbatasan" yang berbatasan dengan Burkina Faso, Niger, dan Mali.
Melalui Twitter, Presiden Bazoum telah menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga dari semua korban tewas pembantaian di tiga desa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News