Sejak merebut kekuasaan di Afghanistan pada 2021, Taliban menerapkan serangkaian pembatasan terhadap kehidupan masyarakat, yang sebagiannya adalah mengenai hak wanita dan anak perempuan dalam menjalani kehidupan mereka.
Sebelumnya pada bulan ini, pemimpin agung Taliban memerintahkan perempuan di Afghanistan untuk memakai pakaian tertutup penuh di ruang publik, termasuk yang menutupi wajah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Anak perempuan harus kembali bersekolah, dan wanita harus bebas untuk bergerak dan bekerja tanpa pembatasan," ucap Utusan Khusus AS untuk Afghanistan, Thomas West, via Twitter usai bertemu Menlu Taliban Amir Khan Muttaqi di Qatar.
Keduanya juga mendiskusikan stabilisasi ekonomi di Afghanistan, dan kekhawatiran atas serangkaian serangan grup ekstremis terhadap warga sipil.
Afghanistan berada di ujung bencana ekonomi, setelah banyak negara membekukan aset dan menahan penyaluran bantuan ke Kabul usai berkuasanya kembali Taliban.
"Dialog akan terus dilanjutkan untuk mendukung masyarakat Afghanistan dan kepentingan nasional kami," sebut West, dikutip dari The New Arab, Minggu, 22 Mei 2022.
Taliban beberapa kali berjanji akan menjadi kelompok yang lebih moderat dari sebelumnya. Janji itu disampaikan di tengah upaya Taliban untuk menjalin kerja sama dengan banyak negara.
Namun hingga saat ini, banyak negara masih ragu atas komitmen Taliban, terutama mengenai hak-hak perempuan.
Baca: Taliban Mau Buka Sekolah untuk Perempuan Asal Ada Syarat Berpakaian