Kubu oposisi menilai langkah yang dilakukan Saied sebagai sebuah kudeta terhadap konstitusi negara.
Selain membekukan parlemen, Saied juga memperpanjang pembekuan imunitas para anggotanya. "Presiden akan menyampaikan pidato nasional dalam beberapa hari ke depan," ujar kantor kepresidenan Tunisia, dilansir dari laman France 24, Selasa, 24 Agustus 2021.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Satu bulan usai langkah kontroversial Saied, ia belum menunjuk perdana menteri baru maupun mengumumkan rencana besar ke depan seperti yang diminta negara-negara Barat dan juga pemain kunci di Tunisia, termasuk Serikat UGTT.
Baca: AS Desak Presiden Tunisia Kembali ke Jalur Demokrasi
Saied mengklaim langkah yang diambilnya bulan lalu penting untuk menyelamatkan Tunisia dari keruntuhan. Ia terlihat masih mendapat cukup banyak dukungan di Tunisia, negara sarat masalah politik dan ekonomi yang diperparah kemunculan pandemi Covid-19.
Sebagian masyarakat Tunisia khawatir atas langkah Saied, yang dinilai dapat membahayakan masa depan sistem demokrasi yang baru diadopsi setelah berakhirnya revolusi 2011.
Sejak pengumuman Saied bulan lalu, otoritas Tunisia telah menerapkan skema tahanan rumah kepada sejumlah pejabat tinggi, termasuk beberapa mantan menteri. Mereka semua dilarang untuk bepergian dan harus selalu berada di dalam rumah.
Menang dengan suara telak dalam pemilu 2019, Saied pernah menyuarakan tekadnya untuk memerangi praktik korupsi yang sudah berjalan begitu masif di Tunisia.