"Delegasi dari Israel dan sejumlah pejabat di Bahrain akan menandatangani komunike gabungan yang menjalin hubungan diplomatik berskala penuh," kata seorang pejabat Israel kepada awak media di Manama, dilansir dari laman Digital Journal.
Saat komunike gabungan itu ditandatangani dalam sebuah seremoni pada Minggu malam, Israel dan Bahrain dapat membuka kedutaan besar di negara masing-masing.
Uni Emirat Arab dan Bahrain menjadi negara Arab ketiga dan keempat yang menyepakati perjanjian normalisasi dengan Israel. Sebelum kedua negara itu, Israel sudah menandatangani perjanjian damai dengan Mesir di tahun 1979, dan dengan Yordania pada 1994.
Baca: UEA dan Mesir Sambut Baik Normalisasi Bahrain-Israel
Penandatanganan komunike hari ini merupakan prosedur lanjutan dari seremoni di Gedung Putih pada 15 September lalu. UEA, Bahrain, Israel, dan AS kala itu menandatangani perjanjian bernama "Abraham Accords" yang dimediasi pemerintahan AS di bawah Presiden Donald Trump.
Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan asisten khusus untuk negosiasi internasional, Avi Berkowitz, dijadwalkan hadir di Bahrain untuk mengikuti penandatanganan komunike Israel-Bahrain.
Selain komunike, Bahrain-Israel juga dijadwalkan menandatangani "enam hingga delapan" nota kesepahaman (MoU), termasuk dalam kerja sama ekonomi dan juga keamanan.
Sebelumnya pada bulan ini, menurut laporan Bahrain News Agency, kepala agensi mata-mata Israel, Yossi Cohen, telah berbicara dengan jajaran petinggi keamanan dan intelijen di Bahrain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News