Truk Palestina melintasi titik penyeberangan Rafah, 14 Mei 2023. (Said KHATIB / AFP)
Truk Palestina melintasi titik penyeberangan Rafah, 14 Mei 2023. (Said KHATIB / AFP)

Titik Penyeberangan Rafah Ditutup, Bantuan untuk Gaza Tertahan di Mesir

Willy Haryono • 15 Oktober 2023 17:38
Gaza: Konvoi bantuan kemanusiaan menumpuk di dekat perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza, dan tidak dapat memasuki wilayah kantong Palestina yang terus diserang Israel tersebut, menurut keterangan sejumlaj saksi mata kepada kantor berita AFP.
 
Titik Penyeberangan Rafah – satu-satunya jalan masuk dan keluar dari Gaza yang tidak dikendalikan Israel – telah ditutup sejak Selasa, setelah tiga serangan udara Israel menghantam pos perbatasan Palestina dalam waktu 24 jam.
 
Sabtu kemarin, seorang pejabat Amerika Serikat mengonfirmasi kepada AFP bahwa Mesir dan Israel telah mencapai kesepakatan untuk mengizinkan warga AS meninggalkan Gaza melalui Rafah.

Namun, Mesir telah memberlakukan persyaratan dalam kesepakatan tersebut.
 
Para pejabat menolak "penyeberangan tersebut hanya diperuntukkan bagi orang asing," menurut laporan saluran berita Mesir Al-Qahera News, yang memiliki hubungan dengan badan intelijen Mesir.
 
"Sikap Mesir jelas, yang mengharuskan bantuan tiba di Gaza," tambah laporan itu, seiring meningkatnya kekhawatiran atas kekurangan pasokan penting di wilayah yang diblokade tersebut.
 
Pada hari Minggu, para saksi mengatakan blok beton yang dipasang Mesir untuk membentengi diri dari pengeboman Israel masih ada, menunjukkan bahwa tidak ada jalan masuk ke Gaza dalam waktu dekat.
 
Pengiriman bantuan dari Yordania, Turki dan Uni Emirat Arab telah tiba di bandara El Arish – 50 kilometer sebelah barat Rafah – bersama dengan pasokan medis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memenuhi kebutuhan 300.000 warga Gaza.
 
Mesir sendiri telah mengirimkan konvoi 100 truk pengangkut yang membawa 1.000 ton bantuan.

'Tidak ada bantuan'

Israel, yang menguasai dua titik penyeberangan lainnya ke Gaza, telah mengumumkan "pengepungan total" terhadap wilayah pesisir Palestina. Israel telah memutus pasokan makanan, air, bahan bakar dan listrik ke 2,4 juta penduduk wilayah tersebut.
 
"Bantuan kemanusiaan ke Gaza? Tidak ada listrik yang dinyalakan, tidak ada keran air yang dibuka dan tidak ada truk bahan bakar yang akan masuk sampai orang-orang Israel yang diculik kembali ke rumah mereka," tegas Menteri Energi Israel Israel Katz pada Jumat lalu.
 
Gaza telah berada di bawah blokade gabungan Israel-Mesir sejak Hamas mengambil kendali pada 2007. Pada 2008, ribuan warga Palestina yang melarikan diri dari pengeboman Israel terpaksa melintasi perbatasan Mesir dengan buldoser.
 
Jumat kemarin, Israel memerintahkan penduduk sipil di Gaza utara, yang berjumlah sekitar 1,1 juta, untuk pindah ke selatan. Seruan dikeluarkan seiring persiapan Israel untuk melancarkan invasi darat ke Gaza sebagai pembalasan atas serangan kilat kelompok pejuang Hamas pada 7 Oktober.
 
Baca juga:  Benjamin Netanyahu: Ini Baru Permulaan
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan