Presiden Tiongkok Xi Jinping. Foto: AFP
Presiden Tiongkok Xi Jinping. Foto: AFP

Warganya Tewas di Afrika Tengah, Xi Jinping Minta Penyerang Dihukum Berat

Marcheilla Ariesta • 20 Maret 2023 16:48
Bambari: Sebanyak sembilan pekerja tambang asal Tiongkok tewas dalam serangan di Republik Afrika Tengah. Presiden Tiongkok Xi Jinping marah besar akibat serangan ini.
 
Ia menyerukan agar para pelaku dihukum "berat". Sementara pihak Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengonfirmasi jumlah korban.
 
"Presiden Xi meminta otoritas di Republik Afrika Tengah untuk ‘menghukum berat’ mereka yang berada di balik pembunuhan tersebut," kata kementerian tersebut.

"Presiden telah memerintahkan upaya habis-habisan untuk merawat yang terluka, menangani akibatnya tepat waktu, menghukum dengan keras pelaku sesuai dengan hukum, dan memastikan keamanan warga negara Tiongkok," sambung mereka, dilansir dari Al Arabiya, Senin, 20 Maret 2022.
 
Baca: Sembilan Warga Tiongkok Tewas dalam Serangan di Republik Afrika Tengah.

Serangan oleh ‘sekelompok orang bersenjata’ itu terjadi sekitar pukul 05.00 pagi di dekat Bambari, kata wali kota Abel Matchipata pada Minggu, 19 Maret.
 
Matchipata mengatakan kepada AFP bahwa "sembilan mayat dan dua korban luka" telah dihitung petugas, seraya menambahkan bahwa para korban adalah pekerja Tiongkok di sebuah lokasi yang dijalankan Gold Coast Group, sekitar 25 kilometer dari Bambari.
 
Otoritas setempat tidak merilis rincian lebih lanjut dari serangan itu. Sejauh ini juga tidak ada pihak yang mengeklaim bertanggung jawab.
 
Jenazah para korban telah dibawa ke rumah sakit di ibu kota Bangui, di mana duta besar Tiongkok Li Qinfeng dan Menteri Luar Negeri CAR (Republik Afrika Tengah) Sylvie Baipo Temon hadir di sana.
 
Konflik sipil melanda Republik Afrika Tengah, salah satu negara termiskin di dunia, sejak 2013, ketika sejumlah kelompok bersenjata menggulingkan presiden Francois Bozize.
 
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu, Koalisi Patriot untuk Perubahan (CPC), aliansi kelompok pemberontak yang dibentuk pada Desember 2020 untuk menggulingkan Presiden Faustin Archange Touadera, membantah terlibat dalam serangan di dekat Bambari.
 
Kelompok tersebut mengecam tindakan "tercela dan biadab," menuduh kelompok tentara bayaran Wagner Rusia berada di balik pembunuhan tersebut.
 
Pada 2020, Presiden Touadera meminta Moskow untuk membantu pasukannya yang lemah, setelah kelompok bersenjata menguasai dua pertiga CAR dan mulai menyerang Bangui.
 

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan