Serangan oleh "sekelompok orang bersenjata" itu terjadi sekitar pukul 05.00 pagi di dekat Bambari, kata wali kota Abel Matchipata pada Minggu, 19 Maret.
Matchipata mengatakan kepada AFP bahwa "sembilan mayat dan dua korban luka" telah dihitung petugas, seraya menambahkan bahwa para korban adalah pekerja Tiongkok di sebuah lokasi yang dijalankan Gold Coast Group, sekitar 25 kilometer dari Bambari.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengonfirmasi jumlah korban, dan Xi meminta pihak berwenang Republik Afrika Tengah untuk "menghukum berat" mereka yang berada di balik pembunuhan tersebut.
Presiden Xi telah memerintahkan "upaya habis-habisan untuk merawat korban luka, menangani kasus ini secara cepat, menghukum berat pelaku sesuai dengan hukum berlaku, dan memastikan keselamatan warga negara Tiongkok," kata seorang juru bicara Kemenlu Tiongkok, seperti dikutip dari laman Malay Mail, Senin, 20 Maret 2023.
Otoritas setempat tidak merilis rincian lebih lanjut dari serangan itu. Sejauh ini juga tidak ada pihak yang mengeklaim bertanggung jawab.
Jenazah para korban telah dibawa ke rumah sakit di ibu kota Bangui, di mana duta besar Tiongkok Li Qinfeng dan Menteri Luar Negeri CAR Sylvie Baipo Temon hadir di sana, kata seorang wartawan AFP.
Konflik sipil melanda Republik Afrika Tengah, salah satu negara termiskin di dunia, sejak 2013, ketika sejumlah kelompok bersenjata menggulingkan presiden Francois Bozize.
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu, Koalisi Patriot untuk Perubahan (CPC), aliansi kelompok pemberontak yang dibentuk pada Desember 2020 untuk menggulingkan Presiden Faustin Archange Touadera, membantah terlibat dalam serangan di dekat Bambari.
Kelompok tersebut mengecam tindakan "tercela dan biadab," menuduh kelompok tentara bayaran Wagner Rusia berada di balik pembunuhan tersebut.
Pada 2020, Presiden Touadera meminta Moskow untuk membantu pasukannya yang lemah, setelah kelompok bersenjata menguasai dua pertiga CAR dan mulai menyerang Bangui.
Baca juga: PBB Butuh Rp3 Triliun untuk Atasi Konflik Afrika Tengah
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News