Tahun ini menandai puncak dari akumulasi tekanan yang lama terhadap Iran dan proksi-proksinya, termasuk Hamas, Hizbullah, dan Suriah.
Berikut adalah alasan mendalam tentang berbagai peristiwa yang menyoroti tantangan yang dihadapi Iran:
April: Serangan Balasan yang Memalukan
Setelah serangan Hamas pada Oktober 2023 yang didukung Iran, Israel merespons dengan membom Kedutaan Besar Iran di Damaskus.Sebagai balasan, Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan misil ke Israel. Namun, hampir semua serangan tersebut digagalkan oleh aliansi yang melibatkan Amerika Serikat, Yordania, dan Arab Saudi.
Mei: Kematian Tragis Presiden Raisi
Presiden Ebrahim Raisi, calon penerus Ayatollah Ali Khamenei, meninggal dalam kecelakaan helikopter yang kontroversial.Kecelakaan ini tidak hanya menciptakan kekosongan dalam kepemimpinan politik tetapi juga memunculkan pertanyaan serius tentang standar keselamatan negara, memperburuk citra pemerintah.
Juli: Kematian Ismail Haniyeh di Jantung Pemerintahan Iran
Ismail Haniyeh, salah satu pemimpin Hamas, dibunuh dalam ledakan bom kendali jarak jauh di Teheran saat menghadiri pelantikan presiden baru Iran. Kejadian ini menunjukkan keberhasilan Israel dalam menembus keamanan Iran.Bom tersebut, menurut investigasi, telah diselundupkan ke tempat penginapan militer yang dikelola IRGC beberapa bulan sebelumnya dan diledakkan oleh agen Mossad.
Peristiwa ini mempermalukan kepemimpinan Iran dan menciptakan dampak besar terhadap hubungan regionalnya.
September: Kematian Hassan Nasrallah dan Jenderal Iran
Pada bulan September, Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah yang telah lama menjabat, tewas dalam serangan udara Israel di Beirut. Serangan ini juga menewaskan Ali Karaki, komandan front selatan Hizbullah, di sebuah markas bawah tanah di kawasan Haret Hreik.Di Suriah, Jenderal Abbas Nilforoushan, seorang perwira senior Iran di Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), juga tewas dalam serangan udara yang dilancarkan pasukan Israel.
Oktober: Serangan Gagal Iran dan Kematian Yahya Sinwar
Pada 1 Oktober 2024, Iran meluncurkan sekitar 200 rudal balistik ke sasaran di Israel dalam operasi yang diberi nama "Janji Setia 2".Serangan ini merupakan respons atas pembunuhan tokoh-tokoh penting seperti Ismail Haniyeh dan Hassan Nasrallah sebelumnya. Meskipun serangan ini berhasil membanjiri pertahanan udara Israel, kerusakan yang ditimbulkan relatif kecil.
Di sisi lain, Hamas mengalami kerugian besar dengan terbunuhnya Yahya Sinwar di pertengahan bulan Oktober, serta hilangnya ribuan pejuang melawan Israel.
Pada 26 Oktober 2024, Israel meluncurkan Operasi "Days of Repentance", serangan terbesar terhadap Iran sejak Perang Iran-Irak.
Serangan ini diklaim telah melumpuhkan kemampuan produksi rudal Iran dan menghancurkan jaringan pertahanan udara, membuka jalan bagi potensi serangan di masa depan.
November: Kemunduran Hizbullah
Di Lebanon, Hizbullah menghadapi kekalahan signifikan setelah gagal mempertahankan wilayah strategis di selatan Lebanon dari serangan Israel.Invasi darat Israel ke Lebanon berhasil menghancurkan banyak terowongan lintas perbatasan yang digunakan Hizbullah untuk infiltrasi dan menyita persenjataan mereka.
Selain kehilangan pemimpin senior dan senjata strategis, dukungan masyarakat di Lebanon terhadap Hizbullah juga menurun tajam.
Pada akhirnya, Hizbullah terpaksa menyetujui gencatan senjata dengan Israel tanpa gencatan senjata di Gaza, dipaksa mundur dari Lebanon selatan, serta persenjataan mereka disita.
Desember: Jatuhnya Rezim Assad
Pemberontak Sunni berhasil menggulingkan Bashar al-Assad, sekutu utama Iran di kawasan. Rezim Assad telah lama menjadi poros utama strategi Iran di Timur Tengah, berfungsi sebagai jalur penting untuk mendukung Hizbullah di Lebanon dan sebagai simbol kekuatan Iran di kawasan tersebut.Kejatuhan Assad menandai hilangnya pijakan strategis bagi Iran dan menggambarkan kegagalan besar dari investasi militer, finansial, dan diplomatik selama lebih dari satu dekade.
Kemenangan Donal Trump
Kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS 2024 semakin memperburuk situasi Iran. Trump dikenal bersikap keras terhadap Iran, sebuah pendekatan yang mencerminkan kebijakan hawkish-nya terhadap Timur Tengah.Pembunuhan Qasem Soleimani pada 2020 melalui serangan drone di Bandara Baghdad adalah contoh jelas dari pendekatan ini. Iran menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan pengaruhnya di kawasan Timur Tengah di tengah tekanan dari berbagai pihak.
Kehilangan sekutu strategis seperti Assad dan melemahnya kelompok proksi seperti Hizbullah dan Hamas telah membuat posisi Iran semakin sulit.
Baca Juga:
Israel Penyebab Perang Suriah Kembali Membara, Ini Penjelasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News