"Gencatan senjata masih berlaku. Situasi keamanan juga membaik secara signifikan, meski masih ada pertempuran antara milisi bersenjata yang memang biasa terjadi dari waktu ke waktu," ujar Kubis, dilansir dari laman Asharq al-Awsat pada Sabtu, 22 Mei 2021.
Proses membangun kepercayaan, lanjut Kubis, juga berlanjut antara dua kubu bertikai di Libya. Ini terlihat dari pembebasan ratusan tahanan kedua kubu yang berlangsung hampir setiap pekan di sejumlah wilayah Libya.
Kubis mengatakan beberapa isu lain yang belum terselesaikan di Libya adalah pembukaan kembali ruas jalan pesisir antara kota Sirte dan Misrata dan penarikan tentara bayaran.
Ia menyarankan agar penarikan tentara bayaran dilakukan secara bertahap sesuai yang sudah direkomendasikan PBB. Menurut Kubis, kehadiran ribuan tentara bayaran asing bukan hanya merupakan ancaman bagi keamanan Libya, tapi juga kawasan secara keseluruhan.
Awal Januari lalu, PBB mengumumkan adanya terobosan terkait krisis politik di negara tersebut. Ia mengatakan, sebuah komite penasihat perwakilan berbagai wilayah di Libya telah mengajukan rencana untuk membentuk pemerintahan transisi yang dapat berujung pada pemilihan umum pada akhir 2021.
Pelaksana tugas utusan PBB untuk Libya, Stephanie Williams, mengatakan bahwa nantinya seorang perdana menteri akan dipilih oleh Forum Dialog Politik Libya. Seorang kandidat akan dinyatakan menang jika mendapat dukungan 70 persen dari forum tersebut, yang beranggotakan 75 orang.
Baca: PBB Umumkan Terobosan dalam Konflik Libya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News