Dialog transisi di Jenewa berlangsung di tengah tekanan global untuk mengakhiri perang sipil di Libya. Beberapa upaya diplomatik dalam mengakhiri konflik di Libya telah berakhir gagal.
Baca: Kubu Bertikai Libya Sepakat Gelar Pemilu Tahun Depan
"Jajaran anggota komite penasihat telah menjalankan tanggung jawab mereka dengan semangat konstruktif, upaya kooperatif, dan juga rasa patriotisme," kata Pelaksana tugas utusan PBB untuk Libya, Stephanie Williams, dikutip dari laman Voice of America pada Sabtu, 16 Januari 2021.
Komite penasihat merupakan bagian dari Forum Dialog Politik Libya yang mewakili tiga wilayah utama di negara tersebut. Total 18 anggota komite telah mengajukan proposal bahwa masing-masing wilayah di Libya mengajukan seorang perwakilan untuk duduk di dewan kepresidenan.
Williams mengatakan, nantinya seorang perdana menteri akan dipilih oleh Forum Dialog Politik Libya. Seorang kandidat akan dinyatakan menang jika mendapat dukungan 70 persen dari forum tersebut, yang beranggotakan 75 orang.
Forum Dialog Politik Libya berencana melakukan pemungutan suara mengenai mekanisme pemilihan posisi perdana menteri dan dewan kepresidenan pada Senin mendatang. Williams berharap hasil pemunguatan suara akan keluar satu hari setelahnya.
"Pemerintahan transisi akan diisi para patriot Libya yang ingin berbagi tanggung jawab ketimbang membagi-bagikan kekuasaan," tutur Williams.
Amerika Serikat melalui kedutaan besarnya menyambut baik terobosan ini, dan mendorong semua pihak di Libya untuk berusaha keras membentuk pemerintahan interim. "Saatnya melangkah keluar dari konflik," ujar pihak Kedubes AS di Libya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News