Dilansir dari Anadolu Agency, Selasa, 21 Desember 2021, sebuah pernyataan koalisi yang dikutip kantor berita negara Saudi SPA mengatakan, serangan udara tersebut mengenai "target militer yang sah."
Koalisi Saudi mengatakan, serangan udara tersebut merupakan respons atas penggunaan fasilitas bandara oleh Houthi untuk melancarkan serangan lintas batas.
Sebelum melancarkan serangan udara di bandara Sanaa, koalisi Saudi mendesak warga sipil dan pekerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengevakuasi diri. Sejauh ini belum ada komentar dari kelompok Houthi terkait serangan udara tersebut.
Baca juga: Pemberontak Houthi Tembak Rudal, Arab Saudi Lancarkan Serangan Balasan
Houthi merupakan gerakan politik yang lahir di Saada, Yaman Utara sejak 1990-an. Gerakan Houthi didominasi oleh kekuatan Syiah Zaidi, di mana kepemimpinannya sebagian besar diambil dari suku Houthi.
Sejak 2016, koalisi pimpinan Saudi diketahui telah menghentikan navigasi udara di bandara Sanaa, kecuali untuk penerbangan kemanusiaan PBB dan organisasi internasional lainnya.
Sejak 2014, Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan, saat pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran merebut sebagian besar negara itu, termasuk Sanaa.
Menurut perkiraan PBB, koalisi yang dipimpin Saudi, yang bertujuan mengembalikan pemerintah sah Yaman, telah memperburuk situasi di lapangan. PBB menyebut konflik Yaman sebagai salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Hampir 80 persen atau sekitar 30 juta orang di Yaman membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan. Tidak hanya itu, sekitar 13 juta warga Yaman juga berada dalam bahaya kelaparan.
Baru-baru ini, laporan PBB memproyeksikan pada 2021, jumlah korban tewas dari konflik Yaman yang telah berlangsung selama tujuh tahun akan mencapai 377 ribu. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News