"Saya kehilangan anak saya hari ini setelah 10 hari di rumah sakit akibat kekurangan gizi," kata ibu dari Yazan al Kafarneh, seperti dilansir dari TRT World pada Selasa, 5 Maret 2024.
"Kesehatan anak saya memburuk dengan cepat, dan berat badannya turun hingga kerangka tulangnya terlihat," sambungnya, sembari duduk di lantai Rumah Sakit Yousef Al Najjar di kota Rafah, Gaza selatan.
Menurut keluarganya, Yazan mencapai titik di mana ia membutuhkan makanan dan nutrisi khusus untuk tetap hidup setelah kehilangan banyak berat badan. Ibunya tidak pernah membayangkan akan melihat anaknya meninggal dunia akibat kelaparan.
"Anak saya sekarang sudah di surga, tapi saya tidak pernah membayangkan kami akan mencapai tahap ini," tutur ibu yang keluarganya mengungsi dari Beit Hanoun di Gaza utara ke Rafah di selatan.
Dengan memerintahkan satu juta penduduk Gaza utara untuk pindah ke selatan, ditambah dengan blokade yang melumpuhkan, Israel telah memicu bencana kemanusiaan, termasuk kelaparan.
"Pesan saya kepada dunia adalah melihat anak-anak Gaza dan melihat bagaimana kehidupan mereka telah berubah," pinta ibu anak tersebut.
"Kami berharap perang ini segera berakhir," sambungnya.
Blokade Israel
Israel telah membunuh lebih dari 30.500 warga Palestina dan melukai hampir 72.000 lainnya di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok sejak 7 Oktober. Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Gaza dan menyebabkan penduduknya, khususnya di Gaza utara, berada di ambang kelaparan.Gambar dan video yang menampilkan Yazan al Kafarneh menunjukkan bahwa anak laki-laki itu terbaring di ranjang rumah sakit dengan pipi cekung. Dalam salah satu video, ayahnya memperlihatkan foto putranya yang tampak sehat sebelum Israel melancarkan perang.
"Hari ini, saya kehilangan anak saya karena kekurangan makanan," kata ayah dari Yazan kepada Anadolu Agency.
Ayah Yazan meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyoroti nasib anak-anak Palestina yang menderita kekurangan gizi di Gaza di tengah serangan Israel yang terus berlanjut.
"Kami berharap perang ini segera berakhir agar anak-anak kami bisa makan dan menjalani hidup sehat," tambahnya.
Nasib Anak-Anak di Gaza
Setidaknya 16 anak meninggal dunia akibat dehidrasi dan kekurangan gizi di Gaza utara di tengah pengepungan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.Dr Jabir Al Shaar, kepala departemen pediatrik di Rumah Sakit Abu Yousef Al Najar di Rafah, tempat anak tersebut dirawat, mengatakan Yazan menderita kelumpuhan otak (cerebral palsy) dan harus bergantung pada pola makan khusus seperti buah-buahan dan sayur-sayuran dan susu. Namun nahas, semua itu tidak lagi tersedia di Gaza.
Dokter mengaitkan kematian anak laki-laki itu dengan kekurangan gizi parah.
Kasus ini sudah menjadi perhatian, seperti dikutip dalam pertemuan Majelis Umum PBB oleh Duta Besar Palestina Riyad al Mansour.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong terkepung tersebut telah rusak atau hancur, menurut data PBB. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
Baca juga: Jumlah Anak Palestina yang Meninggal Akibat Kekurangan Gizi Jadi 16 Orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News