Peringatan ini disampaikan sejumlah petinggi PBB kepada Dewan Keamanan di New York, Amerika Serikat (AS).
Perang meletus di Sudan sekitar satu tahun lalu antara Tentara Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang menciptakan krisis pengungsian terbesar di dunia, menurut laporan Reuters.
Kepala urusan politik PBB Rosemary DiCarlo mengatakan kepada Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara bahwa bentrokan antara RSF dan anggota Pasukan Perlindungan Gabungan yang berpihak pada SAF terjadi di dekat El Fasher, ibu kota Darfur Utara.
"Pertempuran di El Fasher dapat memicu pertikaian berdarah antar komunitas di seluruh Darfur," kata DiCarlo, menggemakan peringatan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin lalu.
Melansir dari Mehr News Agency pada Sabtu, 20 April 2024, PBB mengatakan hampir 25 juta orang, setengah dari populasi Sudan, membutuhkan bantuan dan sekitar 8 jutanya telah meninggalkan rumah mereka.
"Kekerasan ini menimbulkan bahaya ekstrem dan langsung terhadap 800.000 warga sipil yang tinggal di El Fasher," ucap direktur operasi bantuan PBB, Edem Wosornu.
"Dan hal ini berisiko memicu kekerasan lebih lanjut di wilayah lain Darfur – di mana lebih dari 9 juta orang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan," lanjutnya.
Otoritas keamanan pangan global yang didukung PBB mengatakan pada akhir bulan lalu bahwa tindakan segera diperlukan untuk "mencegah kematian yang meluas dan kehancuran total mata pencaharian serta mencegah krisis kelaparan yang parah di Sudan."
Baca juga: 24 Juta Anak-Anak Sudan Hadapi 'Bencana Generasi'
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News