Prajurit RD Kongo mengamankan sebuah acara di Goma, 12 Maret 2023. (Guerchom Ndebo / AFP)
Prajurit RD Kongo mengamankan sebuah acara di Goma, 12 Maret 2023. (Guerchom Ndebo / AFP)

Aksi Kekerasan Pemberontak di Kongo Meningkat, 60 Orang Tewas

Medcom • 27 April 2023 13:31
Kivu Utara: Sebanyak 60 mayat ditemukan di beberapa desa di provinsi Kivu Utara Republik Demokratik Kongo (RD Kongo). Wakil gubernur daerah Bwito, Isaac Kibira mengatakan, kelompok pemberontak M23 telah membunuh sejumlah warga dari desa Kashali dan Kazaroho di wilayah Rutshuru dalam beberapa hari terakhir.
 
"Kami sangat menyesal melihat bagaimana warga dibantai oleh M23. Lebih dari 60 mayat (ditemukan) dalam kondisi terikat kelambu nyamuk. Sebagian lain terikat dengan kantong," kata Kibira, dikutip dari VOA, Kamis, 27 April 2023.
 
Kelompok pemberontak M23 sebagian besar terdiri dari orang Tutsi etnis Kongo. Sepuluh tahun lalu, mereka merebut Goma, kota terbesar di Kongo Timur di perbatasan dengan Rwanda.

Nama kelompok pemberontak itu berasal dari perjanjian perdamaian 23 Maret 2009. Nama tersebut digunakan karena mereka menuduh pemerintah Kongo tidak mengimplementasikan perjanjian.
 
Selama hampir satu dekade, M23 sudah tidak lagi aktif. Namun, setahun lalu, mereka muncul kembali. Pemberontak M23 dituduh warga sipil dan kelompok hak asasi manusia kerap membunuh dan menculik orang.
 
Awal bulan ini, M23 mundur dari sebagian besar wilayah yang telah direbutnya sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Namun, warga mengatakan grup itu masih hadir.

Konflik di Kongo

Konflik memanas di Kongo Timur selama beberapa dekade. Lebih dari 120 kelompok bersenjata beraksi di wilayah itu, sebagian besar untuk perebutan tanah dan kontrol tambang mineral. Terdapat juga beberapa kelompok yang berusaha melindungi komunitas mereka.
 
Selain M23, pemberontak CODECO di provinsi Ituri juga semakin meningkatkan serangannya. Presiden kelompok masyarakat sipil Irumu, Gili Gotabo, mengatakan bahwa sebanyak 19 orang tewas oleh CODECO di wilayah Irumu.
 
Pertempuran antara CODECO dan Zaire telah berlangsung sejak 2017, tetapi semakin memburuk akhir-akhir ini. Februari lalu, setidaknya 32 warga sipil tewas oleh kelompok tersebut.
 
Pada Desember, PBB mengatakan kelompok pemberontak itu memperluas daerah kendalinya, menyerang warga sipil dan militer Kongo, serta membebankan pajak kepada komunitas di daerah-daerah yang dikuasainya. (Vania Augustine Dilia)
 
Baca juga:  ISIS Klaim Telah Bunuh Lebih dari 35 Penganut Kristen di RD Kongo
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan