Sejak dua tahun terakhir, peristiwa penggulingan pemimpin Iran yang didukung Barat pada 1979 diperingati hanya di dalam kendaraan dan sepeda motor karena pembatasan Covid-19.
Namun tahun ini, banyak warga Iran yang mengibarkan bendera melakukan perjalanan dengan berjalan kaki dan berkumpul di Alun-alun Azadi (Kebebasan) di Teheran. Aksi ini dilakukan meski suhu udara Teheran cukup dingin.
"Sebagian warga terdengar meneriakkan slogan-slogan kecaman, termasuk "Ganyang Amerika Serikat," "Ganyang Israel," "Ganyang Inggris" dan "Ganyang pengkhianat Al Saud," kata seorang jurnalis AFP.
Rudal balistik Sejjil dan drone Shahed 136 milik Iran dipajang di sekitar alun-alun tempat Presiden Ebrahim Raisi diperkirakan berbicara kepada masyarakat hari ini.
Televisi pemerintah Iran mengatakan bahwa perayaan ini diadakan di 1.400 kota besar dan kecil di seantero negeri, termasuk di Isfahan, Mashhad, Shiraz, dan Tabriz.
Orang-orang membawa potret pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei serta mendiang Ayatollah Ruhollah Khomeini, pendiri republik Islam, dan jenderal terhormat Qasem Soleimani, yang tewas dalam serangan udara AS di bandara Baghdad pada Januari 2020.
Mereka juga memegang plakat bertuliskan "Kami berdiri sampai akhir," "Iran yang bersatu, kuat dan stabil" dan "kami mematuhi pemimpin."
Perayaan tersebut menandai hari jatuhnya pemerintahan Iran, sekitar 10 hari setelah ulama Syiah Khomeini kembali dari pengasingan dan memimpin pemberontakan pada Februari 1979.
Shah Mohammad Reza Pahlavi telah melarikan diri dari Iran pada Januari tahun itu, setelah berbulan-bulan terjadi aksi protes terhadap pemerintahannya.
Peringatan tahun ini dirayakan di saat Iran tengah dicengkeram aksi protes nasional terkait Mahsa Amini, seorang perempuan etnis Kurdi berusia 22 tahun, yang telah ditangkap atas dugaan pelanggaran aturan memakai hijab pada September 2022.
Otoritas Iran mengatakan bahwa ratusan orang, termasuk puluhan personel keamanan, telah tewas dalam aksi protes terkait Mahsa Amini. Pemerintah Iran menggambarkan unjuk rasa berujung bentrok ini sebagai "kerusuhan."
Ribuan warga Iran, termasuk tokoh masyarakat, jurnalis dan pengacara, telah ditangkap selama aksi protes Mahsa Amini. Tetapi belakangan, sudah banyak yang dibebaskan pemerintah.
Baca juga: 30 Jurnalis Iran Masih Dipenjara Terkait Demo Mahsa Amini
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News