Dikutip dari laman The Globe and Mail, amukan para pemukim memicu keretakan di pemerintahan sayap kanan baru Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyerukan ketenangan, sementara anggota koalisi yang berkuasa memuji amukan pemukim sebagai bentuk pencegahan terhadap serangan Palestina.
Aksi kekerasan itu menggarisbawahi keterbatasan pendekatan tradisional Amerika Serikat (AS) terhadap konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama. Selama ini, Washington berusaha mencegah eskalasi sembari menjauh dari elemen politis.
Ketika kekerasan berkecamuk di Tepi Barat, upaya manajemen konflik semacam itu terjadi pada hari Minggu di Yordania. Di sana, AS mempertemukan pejabat Israel dan Palestina untuk menyusun rencana penurunan ketegangan.
Peristiwa pada Minggu kemarin dimulai ketika seorang pria bersenjata Palestina menembak dan membunuh dua warga Israel bernama Hillel dan Yagel Yaniv, masing-masing berusia 21 dan 19 tahun, di kota Hawara, Tepi Barat. Keduanya berasal dari permukiman Yahudi Har Bracha. Pria bersenjata itu melarikan diri usai beraksi.
Setelah penembakan, sekelompok pemukim mengamuk di sepanjang jalan raya utama di Hawara. Dalam sebuah video, kerumunan pemukim berdiri dalam doa saat mereka menatap bangunan yang terbakar.
Pada Minggu malam, seorang warga Palestina berusia 37 tahun ditembak dan dibunuh oleh tembakan Israel. Dua warga Palestina juga ditembak dan terluka, dan seorang lainnya dipukuli dengan batang besi, kata pejabat kesehatan Palestina. Sekitar 95 warga Palestina dirawat karena menghirup gas air mata.
Keesokan harinya, jalan raya Hawara dipenuhi barisan mobil terbakar dan gedung-gedung yang terkena kepulan asap hitam. Toko-toko yang biasanya ramai tetap tutup. Media Palestina mengatakan, sekitar 30 rumah dan mobil telah dibakar pemukim Israel.
Sultan Farouk Abu Sris, seorang pemilik toko di Hawara, mengaku melihat puluhan pemukim membakar kontainer dan sebuah rumah. "Mereka menghancurkan semuanya. Mereka bahkan melemparkan gas air mata," katanya. "Ini kehancuran. Mereka datang membawa kebencian," lanjutnya.
Di lokasi penembakan, Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant mengatakan kepada wartawan bahwa Israel “tidak dapat membiarkan situasi di mana warga main hakim sendiri," tetapi tidak secara eksplisit mengutuk aksi kekerasan tersebut.
Baca juga: Pemukim Israel Mengamuk Lagi, Seorang Warga Palestina Ditembak dan 4 Lainnya Luka Parah
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id