Permukiman ilegal di Tepi Barat, Palestina. (AFP)
Permukiman ilegal di Tepi Barat, Palestina. (AFP)

Pemukim Israel Mengamuk Lagi, Seorang Warga Palestina Ditembak dan 4 Lainnya Luka Parah

Marcheilla Ariesta • 27 Februari 2023 07:00
Tepi Barat: Puluhan pemukim Israel mengamuk di Tepi Barat utara pada Minggu malam. Mereka membakar puluhan mobil dan rumah setelah dua pemukim tewas dibunuh seorang pria bersenjata Palestina.
 
Petugas medis Palestina mengatakan, satu orang tewas dan empat lainnya luka parah akibat ' ledakan kekerasan' pemukim terburuk dalam beberapa dekade.
 
Penembakan mematikan itu, diikuti oleh amukan larut malam, segera menimbulkan keraguan tentang pernyataan Yordania bahwa pejabat Israel dan Palestina berjanji untuk menenangkan gelombang kekerasan selama setahun.

Media Palestina mengatakan, sekitar 30 rumah dan mobil dibakar. Foto dan video di media sosial menunjukkan kebakaran besar yang membakar seluruh kota Hawara - tempat penembakan mematikan pada hari sebelumnya - dan menerangi langit.
 
Dalam satu video, kerumunan pemukim Yahudi terdengar melafalkan doa Yahudi untuk orang mati saat mereka menatap sebuah bangunan yang terbakar. Dan sebelumnya, seorang menteri Kabinet Israel terkemuka dan pemimpin pemukim menyerukan Israel untuk menyerang "tanpa ampun".
 
Pada Minggu malam, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, seorang pria berusia 37 tahun ditembak dan dibunuh oleh tembakan Israel.
 
Layanan medis Bulan Sabit Merah Palestina menambahkan dua orang lainnya ditembak dan terluka, orang ketiga ditusuk dan yang keempat dipukuli dengan batang besi.  Sekitar 95 lainnya dirawat karena menghirup gas air mata.
 
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk 'aksi teroris yang dilakukan oleh para pemukim di bawah perlindungan pasukan pendudukan malam ini.'
 
"Kami menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab penuh," tambahnya, dilansir dari Sydney Morning Herald, Senin, 27 Februari 2023.
 
Ketika video kekerasan muncul di acara berita malam, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengimbau untuk tenang dan mendesak agar tidak melakukan kekerasan main hakim sendiri. 
 
"Saya meminta ketika darah mendidih dan semangat panas, jangan main hakim sendiri," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan video.
 
Militer Israel mengatakan, kepala stafnya, Letnan Jenderal Herzl Halevi, bergegas ke tempat kejadian dan pasukan berusaha memulihkan ketertiban.
 
Kerusuhan terjadi tak lama setelah pemerintah Yordania, yang menjadi tuan rumah pembicaraan Minggu, 26 Februari di resor Laut Merah Aqaba mengatakan, pihak telah setuju untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan dan akan bertemu lagi bulan depan menjelang bulan suci Ramadan.
 
"Mereka menegaskan kembali perlunya melakukan de-eskalasi di lapangan dan untuk mencegah kekerasan lebih lanjut,' kata Kementerian Luar Negeri Yordania.
 
Setelah hampir satu tahun pertempuran yang telah menewaskan lebih dari 200 warga Palestina dan lebih dari 40 warga Israel di Tepi Barat dan Yerusalem timur, pengumuman Yordania menandai tanda kemajuan kecil. Namun situasi di lapangan malah meragukan komitmen tersebut.
 
Palestina mengklaim Tepi Barat, Yerusalem timur, dan Jalur Gaza – wilayah yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967 – sebagai negara masa depan. Sekitar 700.000 pemukim Israel tinggal di Tepi Barat dan Yerusalem timur. 
 
Komunitas internasional sangat menganggap permukiman itu ilegal dan menghambat perdamaian. Tepi Barat adalah rumah bagi sejumlah pemukim garis keras yang sering merusak tanah dan properti warga Palestina. Namun jarang terjadi kekerasan yang begitu meluas.
 
Anggota terkemuka pemerintah sayap kanan Israel menyerukan tindakan keras terhadap warga Palestina.
 
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich, seorang pemimpin pemukim yang tinggal di daerah itu dan bertanggung jawab atas sebagian besar kebijakan Tepi Barat Israel, menyerukan "menyerang kota-kota teror dan penghasutnya tanpa ampun, dengan tank dan helikopter."
 
Menggunakan frasa yang menyerukan tanggapan yang lebih keras, dia mengatakan Israel harus bertindak "dengan cara yang menyampaikan bahwa tuan rumah sudah gila."
 
Komite menteri Israel memberikan persetujuan awal untuk RUU yang akan menjatuhkan hukuman mati pada warga Palestina yang bersalah karena serangan mematikan. Tindakan itu dikirim ke anggota parlemen untuk debat lebih lanjut.
 
Ada juga interpretasi yang berbeda tentang apa yang sebenarnya disepakati di Aqaba antara Palestina dan Israel.
 
Kementerian Luar Negeri Yordania mengatakan perwakilan setuju untuk bekerja menuju "perdamaian yang adil dan abadi" dan telah berkomitmen untuk mempertahankan status quo di tempat suci yang diperebutkan di Yerusalem.
 
Penasihat keamanan nasional Netanyahu, Tzachi Hanegbi, yang memimpin delegasi Israel mengatakan, "Tidak ada perubahan dalam kebijakan Israel, dan rencana untuk membangun ribuan rumah pemukiman baru yang disetujui minggu lalu tidak akan terpengaruh."
 
Ia menegaskan, tidak ada pembekuan pemukiman. Begitu pula dengan aktivitas militer tidak akan dibatasi.
 
Baca juga: Palestina-Israel Menegang, Netanyahu Ancam Tindakan Keras
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan