Gaza: Palestina dan Israel saling hantam usai serangan roket ke wilayah Israel. Enam roket diluncurkan dari Gaza saat Subuh dan jatuh di daerah tidak berpenghuni, lima di antaranya berhasil dicegat Israel.
Tak lama kemudian, pesawat tempur Israel menghantam apa yang diidentifikasi sebagai dua lokasi militan Hamas. Setelah serangan tersebut, tidak ada yang dilaporkan terluka.
Serangan tersebut menyusul serangan balasan Israel pada Rabu, di Nablus di Tepi Barat yang diduduki. Insiden itu telah menewaskan 11 warga Palestina.
Utusan Timur Tengah PBB Tor Wennesland, bersama dengan pejabat Mesir, melakukan upaya mediasi untuk menghentikan eskalasi. Mereka melakukan perjalanan ke Gaza pada hari Kamis, untuk bertemu dengan para pemimpin Hamas.
"Saya sangat terganggu dengan siklus kekerasan yang terus berlanjut dan terkejut dengan hilangnya nyawa warga sipil," katanya sebelum perjalanan, seperti dikutip Radio New Zealand, Jumat 24 Februari 2023.
Wennesland juga mendesak seluruh pihak untuk menahan diri dari berbagai langkah yang semakin membuat situasi bergejolak.
Sebuah rekaman video menunjukkan ledakan di kamp pengungsi al-Bureij dan al-Shati. Namun, belum ada kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas peluncuran roket hari Kamis, yang menyebabkan sirene berbunyi di kota-kota Israel selatan dekat Gaza, termasuk Ashkelon dan Sderot.
Menyusul baku tembak, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada rapat kabinet bahwa pihaknya akan mengambil tindakan keras atas serangan musuh yang mencoba menyerang Israel.
“Siapa pun yang mencoba menyakiti kami akan membayar harganya,” tambahnya.
Pada Rabu pagi, pasukan Israel memasuki kota tua Nablus, di Tepi Barat utara, untuk menangkap tiga militan Palestina yang dicari. Namun, mereka dengan cepat terjebak dalam baku tembak dengan kelompok bersenjata.
Pasukan Israel akhirnya menembakkan rudal ke sebuah rumah tempat ketiga militan itu bersembunyi. Militer Israel mengatakan, orang-orang itu terlibat dalam pembunuhan seorang tentara Israel tahun lalu dan sedang merencanakan serangan dalam waktu dekat.
Beberapa warga sipil juga termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan itu, termasuk tiga pria lanjut usia.
Rumah sakit setempat telah berjuang untuk merawat lusinan orang yang terluka, di antaranya banyak yang mengalami luka tembak.
Seorang dokter mengatakan kepada BBC bahwa ini adalah salah satu peristiwa terburuk yang pernah dilihatnya selama beberapa tahun terakhir.
Seorang pejabat senior Palestina menyebutnya sebagai "pembantaian". Sementara itu, Hamas mengatakan bahwa kesabarannya telah habis dan Jihad Islam Palestina mengatakan bahwa mereka memiliki kewajiban untuk merespons.
Selama setahun terakhir, Israel telah mengintensifkan penggerebekan pencarian dan penangkapan di Tepi Barat. Mereka terus berupaya membendung rentetan serangan mematikan Palestina yang menargetkan Israel.
Sepanjang tahun ini, lebih dari 60 orang militan Palestina militan dan warga sipil telah tewas, sementara 10 orang Israel dan seorang Ukraina tewas dalam periode yang sama.
Menanggapi peristiwa ini, Amerika Serikat (AS), yang telah berusaha meredakan ketegangan, mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya sangat prihatin dengan kekerasan yang meningkat tersebut. (Jessica Gracia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Tak lama kemudian, pesawat tempur Israel menghantam apa yang diidentifikasi sebagai dua lokasi militan Hamas. Setelah serangan tersebut, tidak ada yang dilaporkan terluka.
Serangan tersebut menyusul serangan balasan Israel pada Rabu, di Nablus di Tepi Barat yang diduduki. Insiden itu telah menewaskan 11 warga Palestina.
Baca: Palestina Serukan Pertemuan Darurat DK PBB, Minta Perlindungan Lawan Israel. |
Utusan Timur Tengah PBB Tor Wennesland, bersama dengan pejabat Mesir, melakukan upaya mediasi untuk menghentikan eskalasi. Mereka melakukan perjalanan ke Gaza pada hari Kamis, untuk bertemu dengan para pemimpin Hamas.
"Saya sangat terganggu dengan siklus kekerasan yang terus berlanjut dan terkejut dengan hilangnya nyawa warga sipil," katanya sebelum perjalanan, seperti dikutip Radio New Zealand, Jumat 24 Februari 2023.
Wennesland juga mendesak seluruh pihak untuk menahan diri dari berbagai langkah yang semakin membuat situasi bergejolak.
Sebuah rekaman video menunjukkan ledakan di kamp pengungsi al-Bureij dan al-Shati. Namun, belum ada kelompok militan yang mengaku bertanggung jawab atas peluncuran roket hari Kamis, yang menyebabkan sirene berbunyi di kota-kota Israel selatan dekat Gaza, termasuk Ashkelon dan Sderot.
Menyusul baku tembak, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada rapat kabinet bahwa pihaknya akan mengambil tindakan keras atas serangan musuh yang mencoba menyerang Israel.
“Siapa pun yang mencoba menyakiti kami akan membayar harganya,” tambahnya.
Pada Rabu pagi, pasukan Israel memasuki kota tua Nablus, di Tepi Barat utara, untuk menangkap tiga militan Palestina yang dicari. Namun, mereka dengan cepat terjebak dalam baku tembak dengan kelompok bersenjata.
Pasukan Israel akhirnya menembakkan rudal ke sebuah rumah tempat ketiga militan itu bersembunyi. Militer Israel mengatakan, orang-orang itu terlibat dalam pembunuhan seorang tentara Israel tahun lalu dan sedang merencanakan serangan dalam waktu dekat.
Beberapa warga sipil juga termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan itu, termasuk tiga pria lanjut usia.
Rumah sakit setempat telah berjuang untuk merawat lusinan orang yang terluka, di antaranya banyak yang mengalami luka tembak.
Seorang dokter mengatakan kepada BBC bahwa ini adalah salah satu peristiwa terburuk yang pernah dilihatnya selama beberapa tahun terakhir.
Seorang pejabat senior Palestina menyebutnya sebagai "pembantaian". Sementara itu, Hamas mengatakan bahwa kesabarannya telah habis dan Jihad Islam Palestina mengatakan bahwa mereka memiliki kewajiban untuk merespons.
Selama setahun terakhir, Israel telah mengintensifkan penggerebekan pencarian dan penangkapan di Tepi Barat. Mereka terus berupaya membendung rentetan serangan mematikan Palestina yang menargetkan Israel.
Sepanjang tahun ini, lebih dari 60 orang militan Palestina militan dan warga sipil telah tewas, sementara 10 orang Israel dan seorang Ukraina tewas dalam periode yang sama.
Menanggapi peristiwa ini, Amerika Serikat (AS), yang telah berusaha meredakan ketegangan, mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya sangat prihatin dengan kekerasan yang meningkat tersebut. (Jessica Gracia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News