Serangan ini menjadi berita terpopuler Internasional Medcom yang diikuti dengan kabar mengenai Rusia yang menetapkan batas waktu agar Ukraina menyerah.
Kemudian ditambah lagi dengan kabar mengenai kandidat Presiden Prancis larang jilbab jika menang pemilu. Berikut selengkapnya mengenai berita terpopuler Internasional Medcom:
1. Balas Roket, Israel Lancarkan Serangan Udara di Jalur Gaza
Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza sebagai tanggapan atas roket yang ditembakkan dari daerah kantung pertahanan Palestina pada Selasa 19 April 2022. Ini serangan udara pertamanya ke Gaza dalam beberapa bulan terakhir."Pasukan khusus juga telah melakukan lima penangkapan semalam di Tepi Barat yang diduduki," kata polisi Israel.
Ketegangan terbaru difokuskan pada kompleks Masjid Al-Aqsa.
Jemaah Palestina yang berkumpul di sana untuk salat Ramadan marah dengan kunjungan warga Yahudi di bawah perlindungan polisi Israel yang ketat. Warga Yahudi itu melakukan pembatasan akses mereka sendiri.
Apakah ada korban dalam kejadian ini? Simak di sini.
2. Rusia Tetapkan Batas Waktu Baru Agar Ukraina Menyerah
Rusia membuat tenggat waktu baru untuk tentara Ukraina yang masih bertahan di Mariupol agar segera menyerah. Tenggat waktu yang disampaikan berlaku hingga hari ini, Rabu, 20 April 2022.Ribuan tentara Rusia mengepung kota-kota di timur Ukraina dengan artileri dan serangan roket yang disebut Pertempuran Donbas. Sebelumnya, mereka merebut kota Kreminna.
Moskow menyerang pabrik baja Azovstal, benteng utama yang tersisa di Mariupol, dengan bom penghancur bunker.
Apakah Rusia berhasil menguasai Mariupol? Selanjutnya di sini.
3. Kandidat Presiden Prancis Ingin Larang Jilbab Jika Menang Pemilu
Kandidat Presiden Prancis Marine Le Pen melontarkan rencana untuk melarang warga Muslim menggunakan jilbab di depan umum. Hal ini menjadi senjata bagi petahana Presiden Emmanuel Macron menjelang pemungutan suara putaran kedua 24 April mendatang.Le Pen sebelumnya terlibat konfrontasi dengan seorang perempuan Prancis yang mengenakan jilbab saat dia kampanye. Kejadian itu menyalakan kembali perdebatan lama di Prancis tentang tempat pakaian agama di republik sekuler yang kukuh.
Namun setelah beberapa hari, Le Pen berupaya meredam polemik. Kandidat presiden sayap kanan menyatakan rencana untuk melarang mengenakan jilbab di depan umum tidak akan menjadi prioritasnya.
Sementara Macron memberi selamat kepada seorang wanita muda di Strasbourg yang mengatakan dia mengenakan jilbab karena pilihan dan menyebut dirinya seorang feminis. Sementara Le Pen menghadapi pertanyaan dari seorang nenek di sebuah pasar di Prancis selatan tentang mengapa dia tidak boleh memakai jilbab.
Apa sebab kandidat itu ingin melarang penggunaan jilbab? Simak tautan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News