Turki ubah Museum Hagia Sophia menjadi masjid. Foto: AFP
Turki ubah Museum Hagia Sophia menjadi masjid. Foto: AFP

Kaleidoskop Internasional Juli: Turki Ubah Museum Hagia Sophia Jadi Masjid

Fajar Nugraha • 25 Desember 2020 16:39
Istanbul: Kaleidoskop Internasional Medcom pada Juli mengetengahkan langkah Turki yang mengubah fungsi dari Museum Hagia Sophia menjadi masjid. Langkah ini menjadi sorotan internasional.
 
Museum ternama Hagia Sophia di Istanbul adalah bangunan yang awalnya merupakan sebuah katedral dan telah diubah kembali menjadi sebuah masjid oleh Pemerintah Turki. Namun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan keputusan tersebut usai sebuah pengadilan menganulir status Hagia Sophia pada 10 Juli.
 
Dibangun 1.500 tahun lalu sebagai katedral Kristen Ortodoks, Hagia Sophia diubah menjadi sebuah masjid usai penaklukan Konstantinopel (Istanbul) oleh Ottoman pada 1453. Hagia Sophia diubah menjadi sebuah museum pada 1934 dan menjadi salah satu situs Warisan Budaya Dunia Unesco.
 
Kelompok Islam di Turki sudah sejak lama menyerukan agar Hagia Sophia diubah lagi menjadi masjid. Namun kelompok sekuler menentang perubahan tersebut. Rencana mengubah status Hagia Sophia telah memicu gelombang kritik dari para politisi dan tokoh agama di seluruh dunia.
 
Membela keputusannya, Erdogan menekankan bahwa Turki hanya menggunakan hak kedaulatannya untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Dalam sebuah konferensi pers, Erdogan mengatakan ibadah salat dapat mulai dilaksanakan di Hagia Sophia pada 24 Juli.
 
"Seperti semua masjid-masjid kita, pintu Hagia Sophia juga akan dibuka untuk warga lokal dan asing, Muslim dan non-Muslim," ujar Erdogan pada 11 Juli 2020.
 
Unesco "sangat menyayangkan" keputusan Turki yang mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Badan PBB itu menyerukan otoritas Turki untuk "membuka dialog sesegera mungkin."

Tetapi Erdogan menegaskan bahwa tidak ada perubahan dari Hagia Sophia. Masjid itu akan terbuka untuk umum. Masjid hanya akan ditutup untuk wisatawan saat pelaksanaan salat dilakukan. Sementara saat salat berlangsung, mosaik-mosaik yang ada di Hagia Sophia pun akan ditutup.
 

 
Kepala Gereja Ortodoks Timur mengecam langkah Turki. Begitu juga dengan Yunani, rumah bagi jutaan pengikut gereja Ortodoks.
 
Sementara Menteri Kebudayaan Yunani Lisa Mendoni menilai langkah Turki sebagai sebuah "provokasi terbuka" terhadap komunitas global. "Nasionalisme yang ditunjukkan Presiden Erdogan telah membuat negaranya mundur enam abad," ungkapnya.
 
"Putusan pengadilan mengonfirmasi bahwa tidak ada keadilan independen di Turki," sambung Mendoni.
 
Kekecewaan juga ditunjukkan oleh Paus Fransiskus. Paus Fransiskus mengungkapkan kesedihannya atas keputusan Turki ketika memberikan doa kepada para pelaut pada Minggu 12 Juli.
 
Sebagai tanggapan, Presiden Erdogan pun mengundang pemimpin Takhta Suci Vatikan itu mengunjungi Hagia Sophia.
 
Pada 24 Juli 2020 Salat Jumat pertama akhirnya dilakukan di Hagia Sophia. Presiden Erdogan dan masyarakat Turki pun melakukan ibadah bersama untuk pertama kalinya di bangunan bersejarah itu.
 
Banyak masyarakat Turki sangat menantikan momen bisa melakukan ibadah salat di Hagia Sophia. Mereka mengatakan sangat bahagia akhirnya simbol Turki itu bisa digunakan untuk beribadah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan