Secara terpisah, pemimpin saingannya, Pasukan Dukungan Cepat, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo juga menyetujui gencatan senjata itu. Ia menyampaikkannya lewat Twitter.
Dagalo mengatakan, dia menyetujuinya setelah berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken.
Pada Senin lalu, Blinken menelepon Dagalo dan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, komandan angkatan bersenjata Sudan. "Ia mendesak mereka agar menghentikan pertempuran untuk mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada mereka yang terdampak konflik dalam empat hari," lapor VOA, Rabu, 19 April 2023.
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, "Menteri Blinken mendesak Burhan dan Dagalo agar mengizinkan komunitas internasional di Khartoum memastikan kehadirannya aman.”
Baca juga: Sudan Terus Memanas, Militer dan Milisi Ogah Gencatan Senjata
Menurut mereka, Blinken menekankan tanggung jawab kedua jenderal itu untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga sipil, personel diplomatik, dan pekerja kemanusiaan.
Seruan Blinken kepada dua tokoh militer Sudan itu adalah salah satu dari banyak komunitas internasional yang mendesak perdamaian di negara Afrika utara itu.
Sebuah pernyataan bersama dikeluarkan oleh para menteri luar negeri dari Kelompok Tujuh (G7) negara industri terkemuka, ketika mereka bertemu di Karuizawa, Jepang, mengutuk pertempuran itu.
Kekerasan di Sudan menewaskan sekitar 200 orang dan melukai ribuan lainnya. Pertempuran berlangsung sejak Sabtu lalu.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News